1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

240610 Obama McChrystal Petraeus

24 Juni 2010

Berang terhadap pernyataan Stanley McCrystal di sebuah majalah, Obama menunjuk Jendral Petraeus, mantan bos dan mentor McChrystal dalam perang di Irak, sebagai pengganti.

https://p.dw.com/p/O2Sp
Stanley McChrystalFoto: AP

Juni tahun lalu Presiden Obama mengangkat Stanley McChrystal sebagai panglima militer tertinggi di Afghanistan. Jenderal berusia 55 tahun itu harus menjalankan strategi baru, dan itu berhasil ia lakukan.Mengurangi jumlah korban sipil sebanyak mungkin, dan menjalin lebih banyak kontak dengan rakyat Afghanistan guna mendapatkan kepercayaan.

Pada saat bersamaan McChrystal ingin lebih berkosentrasi pada pemberantasan pemberontak di sepanjang perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan .

Ia diakui sebagai penyusun strategi dan pejuang yang pintar dan ahli sehingga sampai Rabu (23/06), tidak sedikit anggota Kongres Amerika Serikat yang mendukungnya walau tidak ada satupun yang memahami alasannya mengeluarkan pernyataan seperti yang dimuat dalam artikel di majalah musik Rolling Stone. Mc Chrystal dan stafnya melontarkan pernyataan menghina terhadap sejumlah pejabat tinggi dalam pemerintahan Obama.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai secara terbuka mendesak Gedung Putih untuk tidak mengganti McChrystal. Namun, setelah pertemuan empat mata dengan McChrystal yang hanya berlangsung 20 menit, disusul rapat kabinet, Rabu (23/06), Obama mengumumkan bahwa ia menerima pengunduran diri Jendral McChrystal dan gembira dapat memperkenalkan Jendral David Petraeus sebagai pengganti.

"Saya tidak mengambil keputusan ini berdasarkan perbedaan apapun dalam hal kebijakan dengan Jendral McChrhystal, karena kami sepakat sepenuhnya dalam hal strategi. Saya juga tidak mengambil keputusan ini karena merasa terhina. Stanley McCrystal selalu menunjukkan dedikasi tinggi dan menjalankan perintah saya secara tepat," kata Obama.

Obama melanjutkan dengan kata-kata pujian bagi karir luar biasa Jenderal McCrystal. Namun perang lebih besar daripada seorang individu, entah itu prajurit, jenderal atau presiden, kata Obama. Di belakangnya berjejer kepala Staf Jenderal Admiral Mullen, David Petraeus dan Wakil Presiden Joe Biden. Obama menegaskan, penggantian McChrystal tidak mengisyaratkan perubahan dalam strategi.

Mengenai pernyataan menghina yang dikeluarkan McCrystal dan stafnya dalam wawancara dengan majalah Rolling Stone, Obama berkomentar, "Sikap yang ditunjukkan dalam artikel yang dipublikasi baru-baru ini tidak sesuai standar yang seharusnya ditetapkan oleh seorang Jenderal."

Hal itu, kata Obama, merusak kontrol sipil terhadap militer, yang merupakan inti sistem demokrasi AS. Juga merongrong kepercayaan yang dibutuhkan guna mencapai tujuan di Afghanistan.

Dengan kata lain, sang presiden tidak mungkin membiarkan jenderal yang membahas bahkan mengkritik keputusannya dan para stafnya di media massa. Apa alasan Stanley McChrystal melakukan hal itu, tidak ada penjelasan kepada publik yang terheran-heran.

Sementara itu sejumlah reaksi positif pertama berdatangan. Presiden mengambil langkah tepat terhadap McChrystal, kata sejumlah Senator, pejabat tinggi militer dan kementrian pertahanan.

Menjatuhkan pilihan kepada David Petraeus juga dinilai tepat.Ia dikenal sebagai arsitek perang Irak, bos dan mentor McChrystal di Irak. Sejak Oktober 2008 Petraeus memimpin Komando Pusat militer Amerika Serikat.

Silke Hasselmann/Renata Permadi

Editor: Asril Ridwan