1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

220311 US-Kongress Libyen

22 Maret 2011

Kongres AS mengiritik Presiden Obama yang keputusannya untuk mengerahkan militer di Libya dinilai melanggar konstitusi. Sementara kritik Cina makin terhadap operasi itu makin tajam.

https://p.dw.com/p/10fuI
19 Maret di Brasil, Presiden Obama beri lampu hijau untuk ikutnya AS dalam operasi militer terhadap GaddafiFoto: ap

Anggota parlemen AS, Dennis Kucinich dari partai Demokrat kesal terhadap rekan separtainya, Presiden Barack Obama. Kucinich menilai, Presiden Amerika itu telah melakukan kesalahan besar, ketika memberi lampu hijau untuk penugasan tentara Amerika di Libya. Ungkapnya, "Presiden seharusnya bertanya dulu kepada Kongres, itu pandangan saya.“

Kucinich tidak sendirian. Juga rekan separtainya, Jim Webb dan senator Dick Lugar dari partai Republik menganggap bahwa Obama telah melampaui batas mandatnya dan tindakannya melanggar konstitusi.

Di Kongres, baik kubu Republik maupun Demokrat merasa dilangkahi. Kucinich menjelaskan, "Bila ia mengambil tindakan terhadap Libya, ia tidak boleh memutuskannya sendiri. Ia bukan raja, melainkan seorang Presiden dan harus menaati undang-undang. Dan Konstitusi AS tidak mengizinkannya untuk sendirian memutuskan untuk menyerang negara lain, untuk itu ia harus bertanya kepada Kongress.“

Presiden Amerika harus mendapatkan persetujuan Kongres untuk menyatakan perang terhadap negara lain. Begitu memang yang tertulis dalam Konstitusi AS. Tapi tak semua melihat masalahnya sama.

Harian „Washington Post“ menilai langkah Obama tepat, meskipun ia hanya berkonsultasi dengan beberapa anggota Kongres. Begitu tulisnya. Ada banyak operasi militer, yang bukan pernyataan perang dan karenanya, tidak memerlukan kesepakatan Kongres. Terutama bila operasi itu bersifat jangka pendek. Untuk masalah darurat seperti pembebasan tawanan dan aksi kemanusiaan, perdebatan panjang dalam Kongres malah kontraproduktif.

Pun pembelaan Presiden Obama merujuk pada mandat PBB untuk melindungi rakyat Libya, “Aksi militer kami berfungsi mendukung Resolusi PBB Nomor 1973, yang menegaskan tujuan kemanusiaannya.“

Dalam sebuah surat dua halaman, Obama hari Senin ini melaporkan bahwa penugasan militer AS di Libya bersifat jagka pendek dan adalah kepentingan luar negeri AS untuk menghindarkan terjadinya bencana kemanusiaan di negara itu. Meski begitu, satu jet tempur AS sudah jatuh dan banyak anggota parlemen yang bertanya, berapa biaya operasi militer ini dan sejauh apa misi ini akan dijalankan?

Pertanyaan-pertanyaan serupa juga tersirat dalam kritik Cina yang semakin pedas terhadap aksi militer internasional di Libya. Negara itu mengaku menolak serangan militer sebagai solusi konflik internasional dan menyerukan agar semua pihak segera meletakkan senjata.

Nicole Markwald / Edith Koesoemawiria
Editor: Christa Saloh