1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Bermanuver di Timur Tengah Sebelum Trump Berkuasa

28 Desember 2016

Presiden Barack Obama berpacu dengan waktu, buat melindungi solusi damai Timur Tengah sebelum Donald Trump berkuasa. Untuk itu ia memilih Konferensi Damai di Perancis yang digelar lima hari sebelum pergantian kekuasaan

https://p.dw.com/p/2Ux5N
USA Israel Benjamin Netanjahu & Barack Obama Weißes Haus Washington
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (ki.) bersama Presiden AS Barack Obama (ka.)Foto: Reuters/K. Lamarque

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, akan mengajukan proposal perjanjian damai antara Palestina dan Israel dalam sebuah pidato di Washington, Rabu (28/12). Saat ini Amerika Serikat menggandeng Eropa dan negara-negara Arab untuk menyelamatkan proses perdamaian di Timur Tengah, sebelum Donald Trump mengambilalih Gedung Putih pada 20 Januari mendatang.

Manuver politik tersebut dilancarkan saat hubungan AS dan Israel mencapai titik nadir, menyusul resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat Yordan. PM Israel, Benjamin Netanyahu, menuding pemerintahan Barack Obama berkonspirasi dengan PBB untuk menyudutkan Israel.

Meski tidak akan menyulut insiatif baru, proposal Kerry dimaksudkan buat meletakkan dasar politik untuk tetap menjaga peluang terciptanya solusi damai dua negara di Timur Tengah. Presiden terpilih AS, Donald Trump, sebaliknya meyakini solusi tersebut tidak akan berhasil dan mengklaim bakal mengambil langkah yang lebih pro Israel.

Trump misalnya berniat memindahkan kedutaan besar Amerika Serikat dari Tel Aviv ke Yerusalem. PBB hingga kini tidak mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

Infografik Westjordanland Englisch
Situasi di Tepi Barat Yordan pasca perjanjian Oslo kedua

Manfaatkan Konferensi Damai di Perancis

Manuver Obama akan memuncak pada Konferensi Damai di Perancis, yang bakal dihadiri oleh menteri luar negeri dari 50 negara. Konferensi internasional pada 15 Januari itu, hanya lima hari sebelum pelantikan Donald Trump, digelar untuk mengisolasi PM Netanyahu, dengan harapan akan menggulirkan lagi perundingan damai baru dengan Palestina. Israel memastikan tidak akan ikut serta dalam pertemuan di Perancis tersebut.

Netanyahu sendiri bereaksi dengan menangguhkan pembahasan pembangunan pemukiman baru Yahudi di Tepi Barat Yordan. Komite Perencanaan awalnya berniat memutuskan apakah akan mengizinkan pembangunan lebih dari 400 unit rumah di timur Yerusalem. "Kami diberitahu oleh ketua, bahwa perundingannya ditangguhkan atas permintaan perdana menteri agar tidak memicu konflik baru dengan pemerintah AS sebelum pidato Kerry malam ini," kata Hanan Rubin, salah satu anggota dewan kota Yerusalem.

Israel sebelumnya bereaksi keras terhadap Konfrensi Damai di Perancis. Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Liebermann misalnya mendesak warga Yahudi di Perancis untuk pindah ke Israel, "jika ingin tetap dianggap sebagai seorang Yahudi."

rzn/as (rtr,ap,guardian)