Nyepi: Perayaan Tahun Baru yang Penuh Keheningan
Berbeda dengan berbagai budaya lain di dunia yang merayakan tahun baru dengan penuh kemeriahan, puncak perayaan tahun baru Hindu Bali ditujukan untuk keheningan total.
Perayaan yang hening
Hari Nyepi termasuk ke dalam perayaan enam hari tahun baru Hindu Bali, tahun Caka. Awal dari tahun Caka dirayakan oleh umat Hindu selama enam hari. Nyepi, hari keheningan, jatuh di hari ketiga.
Ditujukan untuk refleksi diri
Hari Nyepi ditujukan sepenuhnya untuk refleksi diri dan keheningan total. Hotel diminta untuk menutup jendela. Semua toko, restoran, pantai hingga Bandara Ngurah Rai pun tutup. Tidak ada mobil, motor dan orang yang berlalu lalang di jalanan. Untuk memastikan ditaatinya semua peraturan, pengawas lingkungan, yang dikenal dengan Pecalang (Polisi Nyepi), disebar di seluruh pulau.
Menyucikan jiwa
Terdapat empat aturan Catur Brata yang harus ditaati dalam ritual Nyepi. Amati Geni tidak ada cahaya atau api, termasuk listrik. Amati Karya tidak ada bentuk pekerjaan fisik selain yang ditujukan untuk kegiatan pembersihan jiwa dan penyuciannya. Amati Lelungan tidak bergerak atau bepergian. Amati Lelanguan berpuasa dan tidak menghibur diri.
Pawai Ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh, boneka raksasa yang mewakili kejahatan, dibuat dari bambu dan kertas, dan merepresentasi elemen negatif atau roh jahat. Ritual Pengrupukan (pawai ogoh ogoh) dilakukan sehari sebelum Hari Nyepi. Masyarakat Hindu Bali berpawai di jalan mengarak ogoh-ogoh dan memainkan musik gabungan dari kulkul (lonceng Bali tradisional), gamelan dan tetabuhan.
Hati kembali bersih
Setelah Catur Brata Penyepian usai, masyarakat Hindu Bali saling berkunjung dengan keluarga, tetangga dan kerabat untuk saling memaafkan. Pemuda Bali melakukan perayaan Omed-omedan atau Ritual Mencium untuk merayakan tahun baru. Di hari keenam, umat Hindu Bali melakukan ritual Dharma Shanti sebagai penutup dari perayaan suci selama seminggu penuh dalam penanggalan Hindu Bali. (na/vlz)