Nostalgia Trem di Indonesia
Pernahkah membayangkan bagaimana kakek-nenek atau buyut Anda berkendara di kota-kota besar di Indonesia di masa lalu? Tropenmuseum di Belanda menyimpan koleksi nostalgia ini.
Dari kuda, ke uap lalu listrik
Tahun 1869, di Batavia sudah ada trem. Perusahaan Belanda, Bataviasche Tramweg Maatschappij BTM yang mengusahakan keberadaan trem ini. Trem di Batavia awalnya menggunakan tenaga kuda, yang dikendalikan kusir. Trem kuda digantikan trem uap tahun antara tahun 1881, lengkap dengan lokomotif dan ketel uap. Lalu muncul trem listrik pada tahun 1899. Jarak tempuh awal dari Kwitang ke Pasar Ikan.
Jalanan lengang
Pada awalnya jalan raya di Batavia masih lengang. Ketika trem listrik mulai digunakan, trem uap masih tampak di jalan-jalan. Seiring dengan perkembangan teknologi, beberapa trem tenaga uap secara bertahap semua berganti menjadi trem listrik. Tahun 1934 seluruh trem di Batavia beroperasi dengan listrik.
Jalur rel dibangun
Rute diperluas hingga Harmoni, yang kala itu masih menjadi batas ujung Batavia. Bersamaan dengan itu jalur-jalur trem lainnya juga dibangun. Di Batavia, rutenya pun lebih panjang, mulai dari Pasar Ikan sampai Jatinegara. Di Harmoni, jalurnya pun dibuat bercabang. Jalur lainnya: Tanah Abang, Jatinegara, Pasar Baru, Gunung Sahari, Kramat, Salemba, hingga Matraman
Jalur Kramat-Salemba
Ini foto jalur Kramat-Salemba. Trem listrik dihapus pada tahun 1960, karena dianggap membuat macet. Pada saat itu sudah banyak bermunculan oplet yang sering mogok dan menyebabkan kemacetan. Sementara, Soekarno presiden saat, mengusulkan model metro atau kereta api bawah tanah.
Juga ada di Soerabaja
Lima tahun setelah trem uap diresmikan di Batavia, jalur trem berikutnya dibangun di kota Surabaya. Trem berangkat dari Stasiun Wonokromo. Foto kenangan dari Tropenmuseum ini diambil di sekitar alun-alun Surabaya, antara tahun 1929-1932.
Sepur di Aceh
Dikutip dari AcehTourismAgency, jalur trem atau spoor Ulee Lheue diresmikan tahun 1876. Awalnya sarana transportasi ini dimanfaaatkan untuk mengangkut pasokan logistik perang dan serdadu. Namun kemudian dimanfaatkan pula oleh masyarakat. Tanggal 15 Juni 1906, dibuka jalur kereta trem Aceh Beureunoen – Lammeulo. Foto ini merupakan koleksi Nationaal Museum van Wereldculturen.
Metro Mini merajalela
Setelah trem dihapus, bis kota makin banyak berseliweran di ibukota Jakarta. Salah satu alat tranportasi umum yang banyak digunakan masyarakat adalah Metro Mini. Emisi karbon dari mesin tak terawat menyemburkan polusi. Sering terjadi kecelakaan, akibat ulah supir yang ugal-ugalan. Presiden Joko Widodo menganggap Metro Mini kurang mengutamakan keselamatan penumpang.
Transjakarta
Sejak tahun 2004, ibukota Jakarta mendapat layanan transportasi Bus Rapid Transit (BRT) atau busway bernama Transjakarta, yang dirancang sebagai alat transportasi massal. Jalur lintasan BRT merupakan yang terpanjang di dunia, lebih 200 km. Terdapat 220 halte yang tersebar di 12 lintasan dan melayani penumpang 24 jam.