1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Netanyahu Kunjungi Washington

6 Juli 2010

Benyamin Netanyahu dijadwalkan bertemu Barack Obama di Gedung Putih, Selasa (06/07) pukul 11.00 waktu setempat. Kedatangan perdana menteri Israel ke Washington kali ini akan mendapat sambutan lebih hangat dari Obama.

https://p.dw.com/p/OBln
Benjamin NetanyahuFoto: picture alliance / dpa

Agenda pembicaran kedua pemimpin dilengkapi sesi foto bersama diikuti makan siang. Penerimaan hangat kali ini berbeda dengan yang diterima Netanyahu Maret lalu, saat sengketa tentang kebijakan pemukiman Yahudi membuat Obama bersikap dingin.

Meski begitu, harapan akan tercapainya terobosan dalam pertemuan ini tetap rendah. Serangan mematikan Israel terhadap konvoi kapal bantuan bagi Gaza, membuat pertemuan ini sempat ditunda satu bulan. Maka pertemuan ini merupakan ujian, apakah Obama bisa mengatasi ketegangan dengan Netanyahu dan bekerjasama untuk memulai lagi perundingan langsung yang lama tertunda antara Israel dan Palestina.

Obama tampaknya tidak akan mengambil resiko perselisihan diplomatik berikutnya dengan Netanyahu, mengingat pemilu parlemen yang sangat penting di bulan November, dan kuatnya sentimen pro-Israel, baik di kalangan anggota parlemen maupun pemilih Amerika Serikat.

Pada pertemuan Selasa ini (06/07), Netanyahu ingin meyakinkan Obama bahwa ia hendak meningkatkan perundingan tak langsung dengan Palestina, menjadi perundingan langsung. Sesuatu yang dilihat Obama sangat penting bagi tujuan menciptakan negara Palestina di sisi Israel. Pekan lalu Netanyahu menyatakan, ia siap bertemu Presiden Palestina Mahmud Abbas, kapan pun, di mana pun.

Para staf Obama mempersiapkan kunjungan kali ini dengan seksama. Seusai pembicaraan di Ruang Oval, kedua pemimpin akan melakukan konferensi pers bersama, dimana setiap gerakan tubuh diteliti dengan cermat. Maret lalu, tidak ada sesi foto bersama maupun jamuan makan bagi kunjungan Netanyahu, menandai titik terendah hubungannya dengan Obama.

Kebekuan yang tak lazim itu mencair belakangan ini dengan Obama melunakkan nada bicaranya dan Netanyahu menawarkan isyarat berbaikan. Keuda pemimpin juga menemukan kesamaan dalam menentang program nuklir Iran, yang akan berada di peringkat atas agenda pertemuan kali ini.

Sementara penasehat Obama bersikukuh bahwa perbedaan antara keduanya semakin kecil, pemimpin Palestina mengatakan, perundingan tak langsung yang dimediasi AS berjalan lambat dan belum mencapai kemajuan yang cukup untuk memberi alasan bagi dimulainya negosiasi tatap muka.

Pertanyaan besar yang membayangi proses perdamaian yang rentan adalah apakah Netanyahu akan memperpanjang moratorium Israel tentang pembekuan selama 10 bulan bagi pembangunan rumah baru di pemukiman Yahudi, di Tepi Barat. Moratorium tersebut disetujui Israel di bawah tekanan Obama. Namun perpanjangan moratorium akan memunculkan ketegangan di pemerintahan koalisi Netanyahu, dimana partai ekstrim kanan termasuk di dalamnya. Benny Begin, menteri kabinet dari partai kanan keras, beberapa kali menolak perpanjangan moratorium tersebut.

Para staf Obama mengatakan, pembicaraan dengan Netanyahu tidak akan dipusatkan pada hal-hal spesifik yang sensitif terkait dengan waktu, melainkan tentang sasaran pencapaian perdamaian secara luas.

Renata Permadi/afp/rtr

Editor: Yuniman Farid