1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Bahas Afghanistan dan Kerjasama dengan Rusia

19 November 2010

Lebih dari 10 ribu aparat keamanan mengamankan para pemimpin negara NATO yang tengah mengadakan pertemuan yang berlangsung selama dua hari di Lisabon, Portugal.

https://p.dw.com/p/QDU4
Tentara NATO AfghanistanFoto: AP

Berbagai tema yang dibahas diantaranya soal sistem penangkal rudal di Eropa. Penempatan pasukan di Afghanistan dan strategi baru NATO.

Dalam kesepakatan, mulai tahun 2011 depan, pasukan asing akan secara berangsur-angsur meninggalkan Afghanistan. Sasarannya, tahun 2014, pasukan nasional Afghanistan yang akan bertanggungjawab mengambil alih keamanan negara ynag dililit kemelut itu.

Mengenai penarikan pasukan tersebut, Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen meyakini, pengalihan keamanan dari pasukan asing ke tangan aparat keamanan Afghanistan pada tahun 2014 merupakan hal yang realistis.

Sementara itu Menteri Pertahanan Jerman zu Guttenberg mengungkapkan, "Tidak ada tambahan intensitas bahaya lagi bagi tentara kami. Dan saya hanya dapat berharap agar hingga tahun 2014 paling tidak kita bisa mencapai tujuan itu."

Topik lain ynag dibahas adalah mengukuhkan sistem perisai anti rudal di langit Eropa, untuk melindungi anggota-anggota NATO di benua itu. NATO mengajak Rusia untuk ikut ambil bagian dalam proyek tersebut.

Pemerintah Rusia dalam pernyataanya mengungkapkan, Presiden Rusia Dmitry Medvedev akan menyampaikan ide-idenya, bagaimana membangun kerjasama tersebut dalam beberapa tahun ke depan, ungkap pejabat tinggi Rusia, Sergei Pridhodko.

Tawaran kerjasama NATO kepada Rusia ini merupakan bagian dari usaha mencairkan hubungan dengan negara beruang merah tersebut. Terhadap pendekatan tersebut, duta besar NATO Rusia untuk NATO, Dmitri Rogosin, menyatakan keraguannya bahwa di masa mendatang Amerika Serikat akan melepas kepimpinan NATO.

Selain merancang kerjasama penangkis rudal, Rusia dan NATO diperkirakan akan menandatangani sejumlah perjanjian penting lainnya, diantaranya masalah transit yang memungkinkan NATO untuk mengapalkan kargo senjata tidak mematikan dari Afghanistan.

Pertemuan NATO-Rusia ini akan menjadi puncak pertemuan antar dua pihak, sejak perang antara Rusia dengan negara bekas Soviet yang didukung negara-negara Barat, Georgia pada Agustus 2008, yang melukai hubungan antara Rusia dengan negara-negara barat.

Sementara untuk strategi barunya, NATO telah menggodok konsep untuk menangkal ancaman cyber hingga usaha menghadapi terorisme global.

Ayu Purwaningsih

Editor: Asril Ridwan