1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

090310 Birma Wahlgesetz

9 Maret 2010

Dalam undang-undang tersebut antara lain tercantum pendaftaran partai politik dan calon anggota parlemen. Tapi didalamnya tidak dicantumkan mengenai jadwal penyelenggaraan pemilihan umum.

https://p.dw.com/p/MO8F
Poster tuntutan pembebasan Aung San Suu KyiFoto: AP

Pimpinan rejim militer Jenderal Than Swee di waktu belakangan secara terbuka sering mengungkapkan, pemilihan umum akan diselenggarakan dalam tahun ini juga. Para pengkritik rejim militer menyampaikan keraguannya, bahwa kelompok oposisi Myanmar dalam waktu singkat dapat memperoleh peluang yang jujur.

Zin Linn dari pemerintahan pengasingan Myanmar di Thailand mengatakan, " Malah Aung San Suu Kyi mengatakan, pemilihan umum tidak akan diselenggarakan dalam tahun ini. Dalam pemilihan terakhir tahun 1990, undang-undang pemilihan umum telah dipublikasikan setahun sebelumnya. Waktu itu banyak yang merasakan waktu untuk mempersiapkannya pas-pasan. Mula-mula harus mendirikan partai politik, menyusun daftar calon dan kemudian melakukan kampanye. Aung San Suu Kyi berpendapat, dalam tahun ini hal itu tidak dapat lagi dilakukan."

Dalam pemilihan tahun 1990, Partai Liga Nasional Untuk Demokrasi, NLD yang dipimpin Aung San Suu Kyi berhasil meraih kemenangan besar. Tapi pihak militer tidak mengakui hasilnya. Kali ini para jenderal yang memimpin rejim militer akan melakukan segala cara untuk mencegah pihak oposisi meraih suara yang banyak. Calon yang diajukan rejim militer, menjelang pemilihan telah melakukan kampanye terlebih dahulu. Demikian diungkapkan Zinn Linn.

Bulan Februari lalu, utusan khusus PBB untuk hak asasi, Ojea Quintana, mengunjungi Myanmar untuk mendapatkan gambaran situasi menjelang pemilihan umum. Ia menarik neraca yang mengecewakan dari kunjungan yang dilakukannya. Dengan masih terdapatnya sekitar 2 ribu tahanan politik, maka tidak akan dapat dilangsungkan pemilihan umum yang bebas dan jujur. Demikian dikatakan Ojea Quintana.

Tahanan politik terkemuka di Myanmar, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, selama 14 dari 20 tahun belakangan ia meringkuk dalam tahanan rumah. Dan kemungkinan ia akan tetap ditahan sampai diselenggarakannya pemilihan umum mendatang.

Musch Borowska/Asril Ridwan

Editor: Yuniman Farid