1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Musharraf dan SBY Bangun Prakarsa Persatuan Negara-negara Muslim

Zaki Amrullah31 Januari 2007

Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono bertemu Presiden Pakistan Perves Musharraf di Jakarta, Rabu (31/01).

https://p.dw.com/p/CIvQ
Foto: dpa - Report

Pemerintah Indonesia dan Pakistan sepakat mencari prakarsa baru mempercepat perdamaian di Timur Tengah. Presiden Pakistan Perves Musharraf, berjanji akan menggalang persatuan di kalangan kelompok-kelompok berpengaruh di negara Muslim untuk merekatkan kembali dunia Islam yang terpecah.

“Sebuah inisiatif baru, untuk menyelesaikan pertikaian yang terjadi agar dapat membawa keharmonisan di dunia Islam. Dalam rangka inisiatif ini, kami akan mengumpulkan negara-negara yang berperanan dalam dunia Islam bersama. agar dengan demikian, kami dapat membawa keharmonisan pada dunia Muslim dan mengkontribusikan penyelesaian perselisihan ini, yang semakin memburuk di negara-negara Islam.“

Sementara Presiden Yudhoyono menyatakan, Indonesia dalam waktu dekat akan menyelenggarakan sebuah konferensi dengan melibatkan tokoh-tokoh dunia Islam, untuk mencari solusi atas konflik di Timur Tengah.

“Indonesia akan menyelenggarakan konferensi yang akan dihadiri oleh ulama-ulama negara Islam, terutama untuk mencari pandangan terbaik, bagaimana konflik internal negara-negara Islam khususnya di Timur Tengah dapat diselesaikan dengan bijak. Yang akan kita undang adalah ulama Syiah dan Sunni dan pihak lain yang bisa memberikan fatwa kepada negara-negara Islam di Timur Tengah, bagaimana masalah perdamaian dapat diselesaikan dengan baik”

Pertemuan antara Presiden Musharaf dan Yudhoyono ini, digelar usai Musharaf melakukan pembicaran dengan sejumlah pemimpin negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Yordania. Musharraf selanjutnya dijadwalkan mengadakan pembicaraan serupa dengan petinggi negara Malaysia.

Indonesia dan Pakistan adalah dua negara dari luar Timur Tengah yang aktif mendukung perdamaian di kawasan itu. Namun banyak kalangan meragukan peran kedua negara dalam pentas politik Timur Tengah.