1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Murdoch Hindari Pertanyaan Spesifik Parlemen

20 Juli 2011

Raja media Rupert Murdoch dan puteranya menghadiri sesi tanya jawab di hadapan parlemen Inggris menyangkut skandal penyadapan yang tengah terjadi di negara itu.

https://p.dw.com/p/1207z
Rupert Murdoch di parlemen InggrisFoto: picture alliance/dpa

Perdana Menteri Inggris David Cameron menjalani sesi tanya jawab di hadapan parlemen Rabu ini (20/7) atas keputusannya mempekerjakan mantan editor sebuah tabloid yang terlibat dalam skandal penyadapan telepon. Skandal yang berpusat pada perusahaan media News Corp milik Rupert Murdoch ini telah memaksa pengunduran diri pejabat tinggi di perusahaan tersebut dan dua orang polisi Inggris.

Selasa kemarin (19/7), Murdoch dan puteranya James sudah berhadapan dengan parlemen Inggris. Media Inggris menganggapnya sebagai sensasi, bahwa keluarga Murdoch hadir. Selama ini Rupert Murdoch dianggap sebagai sosok yang tidak bisa disentuh. Ia telah aktif dalam dunia media Inggris selama 40 tahun. Namun, hingga kemarin ia belum pernah menjalani sesi tanya jawab parlemen. "Ini adalah hari yang paling memalukan dalam karir saya. Menerobos ruang pribadi orang, menyadap kotak pesan suara adalah salah. Membayar polisi untuk mendapat informasi juga salah. Ini tidak sesuai dengan peraturan kami dan tidak seharusnya terjadi di perusahaan yang saya pimpin."

Rupert Murdoch berulang kali menegaskan penyesalannya akan apa yang telah terjadi. Ia tahu, bahwa permintaan maafnya tidak akan mengubah situasi sekarang. Ia berjanji akan bekerja sama penuh dengan polisi. Namun, jawaban yang diperoleh 10 anggota parlemen dan jutaan pemirsa televisi yang menyaksikan secara langsung sesi tanya jawab tersebut tidak memberikan informasi baru. James dan Rupert Murdoch berkelit jika pertanyaannya terlalu spesifik. Alasannya, mereka tidak mau mempengaruhi proses jalur hukum yang tengah berjalan.

Menurut Rupert Murdoch, kasus penyadapan ini baru ia ketahui sekitar dua minggu yang lalu. Murdoch juga mengakui, ia mungkin telah kehilangan kontrol atas perusahaannya. Dibandingkan dengan keseluruhan perusahaan Murdoch, tabloid Inggris tersebut hanyalan bagian yang sangat kecil. Murdoch menolak bertanggung jawab secara pribadi atas aksi penyadapan yang terjadi. "Pihak yang bertanggung jawab adalah mereka yang seharusnya tidak saya percayai. Atau mereka yang dipercayai oleh orang kepercayaan saya."

Pria berusia 80 tahun ini menolak untuk mengundurkan diri. Menurutnya, saat ini ia adalah orang terbaik yang bisa membenahi kekacauan yang terjadi. Sesaat sebelum sesi tanya jawab berakhir, seorang pria dari barisan penonton berdiri dan berlari ke arah Rupert Murdoch. Ia menuangkan cairan berwarna putih yang diduga adalah sabun cukur ke wajah Murdoch. Pria tersebut ditangkap. Tidak ada yang cidera dalam insiden itu. Sesi pun dilanjutkan.

Rebekah Brooks, mantan pimpinan tabloid "News of the World" juga menghadapi pertanyaan anggota parlemen Selasa kemarin (19/7). Menurutnya, dipekerjakannya detektif swasta adalah hal yang lumrah di media Inggris. Termasuk "News of the World". Tetapi di hadapan parlemen ia menegaskan, bahwa ia tidak terlibat dalam kasus suap polisi. "Saya tidak pernah membayar polisi. Saya tidak pernah menugaskan atau mengetahui akan penugasan untuk membayar seorang petugas polisi."

Usai sesi tanya jawab, Rupert Murdoch mengirim pesan melalui email kepada stafnya di News Corp, agar mengambil langkah tertentu untuk memastikan agar masalah serius seperti yang tengah terjadi bisa dihindarkan di masa depan. Staf yang terlibat dalam kasus penyadapan dipastikan akan diadili melalui jalur hukum.

Stefan Lochner / Vidi Legowo-Zipperer

Editor : Hendra Pasuhuk