1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Murdoch Buat Gusar Inggris dengan Skandal Penyadapan

7 Juli 2011

Skandal penyadapan di Inggris mengungkap kejadian tragis. Jurnalis tidak hanya menyadap saluran ponsel selebritis melainkan juga kotak suara ponsel murid perempuan yang tewas tahun 2002. Murdoch semakin terdesak.

https://p.dw.com/p/11qZz
Chairman and CEO of News Corporation, USA, Rupert Murdoch listens to questions during a media conference at the World Economic Forum in Davos, Switzerland on Wednesday Jan. 28, 2009. Business participants will search for solutions to the financial crisis with some 40 world leaders, but without the top finance officials of the new U.S. administration who are occupied by the crisis or by the confirmation process at home. (AP Photo/Virginia Mayo)
Weltwirtschaftsforum Davos Rupert MurdochFoto: AP

Harian Inggris Guardian Senin (04/07) lalu melaporkan, jurnalis harian News of the World, yang termasuk anak perusahaan Murdoch, News Corp, diduga berhasil menyadap kotak suara atau fasilitas perekaman pesan pada ponsel, milik seorang murid perempuan yang terbunuh tahun 2002. Kala itu Maret 2002, Milly Dowler yang berusia 13 tahun tidak pulang ke rumah usai sekolah. Kasus dan penyelidikan polisi di Surrey, sebuah kawasan di selatan London menarik perhatian seluruh Inggris. Dilaporkan Guardian lebin lanjut, reporter News of the World, bahkan menghapus pesan pada kotak suara untuk memberi tempat bagi masuknya pesan yang baru dan demikian mendapat informasi lebih banyak. Dengan begitu memberi harapan yang salah bagi keluarga dan teman-teman korban, bahwa murid perempuan itu masih hidup dan menghapus sendiri pesan di kotak suara ponselnya. Polisi khawatir, dengan penghapusan rekaman pesan-pesan tersebut barang-barang bukti juga hilang.

Perdana Menteri Inggris David Cameron Selasa (06/07) mengecam dugaan praktek penyadapan tersebut. Dikatakan Cameron jika tuduhan itu benar, itu benar-benar tindakan yang mengerikan. “Ini benar-benar aksi yang menjijikkan dan situasi yang benar-benar menjijikkan. Apa yang saya baca dalam koran-koran sangat, sangat mengejutkan bahwa seseorang mampu melakukan hal itu, walaupun mengetahui bahwa polisi sedang berusaha menemukan orang tersebut dan berusaha mengetahui apa yang terjadi.“

Perdana Menteri Inggris David Cameron meminta penyelidikan menyeluruh mengenai dugaan skandal penyadapan oleh harian kuning News of the World. Kemungkinan diperlukan berbagai pengkajian, dikatakan Cameron Rabu (06/07) kemarin di majelis rendah parlemen Inggris, yang membahas tema tersebut dalam sebuah agenda sidang khusus. Kelompok oposisi Partai Buruh meminta mundurnya Rebekah Brooks sebagai direktur harian-harian Inggris milik perusahaan Murdoch News Corp. Saat kejadian tahun 2002 itu, Brooks merupakan redaktur pada News of The World. News Corp sendiri menjelaskan menyambut permintaan pengusutan praktek penyadapan di sektor tersebut.

Sementara ini polisi menyelidiki petunjuk-petunjuk bahwa jurnalis tabloid yang terbit setiap hari minggu itu diduga menyadap pembicaraan telefon anggota keluarga dari 52 korban tewas serangan bom 7 Juli 2005 di London. Graham Foulkes kepada stasiun pemancar BBC mengatakan, oleh sebab itu dirinya ditanyai polisi. Putranya David termasuk diantara korban tewas. Kala itu Graham berupaya memperoleh segala informasi mengenai putranya dan memaparkan hal-hal yang sangat pribadi. Pikiran bahwa orang-orang ini ikut mendengarkan membuat saya jijik. Dikatakan Foulkes. Akibat tuduhan dugaan skandal penyadapan sejumlah pelanggan membatalkan pemasangan iklan pada harian-harian milik Murdoch. Bagi Murdoch sendiri skandal penyadapan itu berlangsung di saat perusahaannya News Corp berusaha mengambil alih stasiun pemancar satelit Inggris BSkyB.

Dyan Kostermans/Reuters/DW

Editor: Carissa Paramita