1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Multikopter Berawak Berpenggerak Baterai

26 Mei 2016

Multikopter elektrik berpenggerak baterai yang bisa mengangkut penumpang siap jadi kenyataan. Keunggulan wahana multirotor ini bisa "take off" tegak lurus dan bermanuver lincah.

https://p.dw.com/p/1IuZn
Multikopter E-Volo
Foto: BEATE KERN

Multikopter Berawak Berpenggerak Baterai

Multikopter yang saat ini dijual di pasaran, biasanya digunakan untuk pengambilan citra dari udara dan mengumpulkan data untuk berbagai kebutuhan. Tapi menciptakan Multikopter kelas berat, yang bisa ditumpangi manusia dan bisa terbang, kelihatannya sebuah hal mustahil.
Tapi sebuah temuan Alexander Zosel mencatatkan namanya dalam sejarah penerbangan. Insinyur sipil yang penggila olahraga terbang ini mulanya punya ide ambisius: menciptakan Multikopter berpenggerak baterai, yang bisa "take off" tegak lurus ke udara dan, mampu mengangkut penumpang. Untuk mewujudkannya, ia bekerja dengan sebuah tim selama beberapa tahun.
Alexander Zosel terbukti sukses menciptakan multikopter elektrik yang mampu mengangkut penumpang. Suksesnya didorong visi teknis dan ambisi untuk bisa terbang berawak dengan e-drone. "Jika kita sudah di udara, semua di sekitar terlupakan. Kita merasa bebas, tidak berpikir apapu, tapi berkonsentrasi pada proyek berikutnya", ujar isniyur sipil penggila olahraga terbang ini.
Sukses terbang membawa penumpang
Beginilah sosok obyek terbang tak dikenal. Pada pandangan pertama nampak ganjil. Persiapan untuk terbang perdana. Sulit dipercaya, bahwa obyek ini mengungguli perlombaan ketat dengan produsen helikopter ternama, untuk membuat Multicopter pertama berpenggerak elektrik.
Tantangannya: mengangkat beban seberat 160 kg dengan 16 rotor berpenggerak elektrik yang dikontrol dari jarak jauh. Apa yang semula dianggap mustahil ternyata bisa dilaksanakan. Multicopter VC 1 "take off" tegak lurus ke udara.
"Kami yang pertama di dunia yang take off tegak lurus dengan penggerak elektrik. Perusahaan helikopter kenamaan juga punya proyeknya,tapi belum ada yang sukses", papar Alexander Zosel
Video multikopter yang take off tegak lurus, sudah diklik jutaan orang di kanal Youtube. Penerbangan memang hanya berlangsung 5 menit pada ketinggian 15 Meter. Pasalnya, konstruksi ini belum punya izin kelaikan terbang.
Alexander Zosel menjelaskan argumentasinya: "Orang belum bisa menyebutnya pesawat terbang. Pertama ini baru rancangan teknis dengan dilengkapi kursi di atas dan balon karet di bawah. Kami hendak menunjukkan, kami bisa take off dengan penggerak elektrik, Apa yang kami bangun ini, akan jadi pesawat terbang betulan. Tentu ada tuntutan berbeda terkait keamanan dan kenyamanan, kami pasti menerapkannya."
Siap untuk produksi komersial
Gagasan pertamanya ia tuangkan dalam sebuah sketsa bersama dengan seorang desainer pesawat. Sketsa rancangan itu kemudian disempurnakan lagi menggunakan komputer. Zosel mengatakan, disamping tampilannya, juga kemungkinan teknisnya untuk terbang tidak bolah terlewatkan. Desain bagus, belum tentu bisa terbang.
Alexander Zosel mengungkapkan rencananya : "Di sini kami mengembangkan desain Volocopter. Yang juga penting adalah penerimaan pasar, agar nanti orang mau membeli. Jadi harus kelihatan bagus.
Direncanakan Multikopter dengan kabin untuk satu atau dua orang, yang digerakkan 18 rotor elektrik. Keunggulannya, jika beberapa rotor mogok, pesawat tetap bisa mendarat dengan aman.
Sebagai kompensasi baterai yang berat, karoseri akan dibuat dari bahan super ringan dari material karbon. Pesawat dua penumpang bobotnya maksimal 450 kg, agar mampu terbang selama dua jam. as/yf(inovator)