1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

MUI Kecam Rencana Sri Lanka Tutup Ribuan Sekolah Islam

Detik News
15 Maret 2021

MUI menyebut rencana pemerintah Sri Lanka "menyinggung dan menyakiti hati umat Islam sedunia." Sementara itu, PKS meminta pemerintah Indonesia melalui Kemenlu untuk turun tangan.

https://p.dw.com/p/3qd97
Seorang perempuan mengenakan burkak tengah berjalan di pusat kota Kolombo, Sri Lanka (13/03)
Seorang perempuan mengenakan burkak tengah berjalan di pusat kota Kolombo, Sri Lanka (13/03)Foto: Eranga Jayawardena/AP/picture alliance

Otoritas Sri Lanka berencana menutup sekolah Islam serta melarang penggunaan burkak (kain selubung atau cadar) demi keamanan nasional. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengecam keras rencana pemerintah Sri Lanka itu. "Mengecam dengan keras sikap dan tindakan pemerintah Sri Lanka yang menyinggung dan menyakiti hati umat Islam sedunia," ujar Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas ketika dihubungi detikcom, Minggu (14/03).

Menurut Anwar, tidak adil rasanya menutup sekolah Islam dan melarang burkak hanya karena perbuatan segelintir orang. Anwar menyebut sikap pemerintah Sri Lanka sebagai tindakan terorisme by the state.

"Tindakan radikal dan teroristik yang dilakukan oleh negara terhadap umat Islam Sri Lanka. Oleh karena itu, umat Islam di Indonesia mengimbau upaya pemerintah Sri Lanka menghormati hak-hak orang Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya," jelas Anwar.

Pemerintah RI diminta turun tangan

Demi keamanan nasional, pemerintah Sri Lanka berencana melarang penggunaan burkak dan menutup sekolah Islam. PKS meminta pemerintah RI turun tangan. "Pemerintah Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN sudah sepatutnya mengambil peran dalam menghapuskan penjajahan dan ketidakadilan di mana pun berada," ujar Ketua DPP PKS Bukhori Yusuf kepada detikcom, Minggu (14/03).

Bukhori meminta pemerintah Sri Lanka segera menghentikan rencana tersebut. Sebab, pelarangan burkak dan sekolah Islam dinilai sebagai tindakan diskriminatif terhadap umat Islam.

"Tindakan diskriminasi jika dibiarkan akan menimbulkan kekacauan dan instabilitas keamanan kawasan, karenanya pemerintah Indonesia melalui Kemenlu bisa mengingatkan kepada pemerintah Sri Lanka," terang anggota komisi VIII DPR ini.

Bukhori berpendapat penggunaan burkak tidak bisa dikaitkan dengan sikap ekstremisme ataupun terorisme. "Kami meminta pemerintah Indonesia dapat intervensi kepada pemerintah Sri Lanka melalui hak-hak saling menghormati dan melindungi setiap orang yang melaksanakan ajaran agamanya tanpa paksaan," tuturnya.

Apa alasan Sri Lanka?

Dilansir Reuters, Minggu (14/03), alasan Sri Lanka akan menutup sekolah Islam dan melarang penggunaan burkak adalah demi 'keamanan nasional'. Hal itu disampaikan oleh Menteri Keamanan Publik Sarath Weerasekera dalam acara konferensi pers. Sarath menyampaikan pihaknya sudah menandatangani rencana tersebut.

"Dulu, perempuan dan gadis muslim tidak pernah mengenakan burkak. Itu adalah tanda ekstremisme agama yang muncul baru-baru ini. Kami pasti akan melarangnya," kata Sarath.

Sarath juga menegaskan pemerintah akan menutup lebih dari seribu sekolah Islam. "Tidak ada yang bisa membuka sekolah dan mengajarkan apa pun yang Anda inginkan kepada anak-anak," katanya.

Pemakaian burkak dilarang di Sri Lanka karena pada 2019 terjadi pengeboman gereja dan hotel oleh kelompok militan Islam. Peristiwa itu menewaskan lebih dari 250 orang. (Ed: rap/ha)

Baca selengkapnya di: DetikNews

MUI Kecam Keras Rencana Sri Lanka Tutup Sekolah Islam-Larang Burkak

PKS Minta RI Turun Tangan Intervensi Rencana Sri Lanka Tutup Sekolah Islam