1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mudik Dengan Bantuan Drone, Smartphone dan App

15 Juli 2015

Teknologi drone smartphone dan app dimanfaatkan di Indonesia untuk mengatasi kekacauan lalu lintas selama mudik tahun ini. Kemacetan lalu lintas adalah persoalan yang selalu muncul menjelang Hari Raya Idul Fitri.

https://p.dw.com/p/1Fyy2
Nano Drohne ZANO
Foto: ZANO

Kota-kota di negara mayoritas Muslim yang padat penduduknya hampir selalu kosong menjelang akhir bulan suci Ramadhan, ketika orang ramai-ramai pulang ke kampung halamannya. Di Indonesia hal ini dikenal sebagai tradisi "mudik".

Ritual tahunan ini biasanya berarti perjalanan menempuh ratus-ratus kilometer, seringkali lebih dari satu hari. Terutama di pulau Jawa, yang punya populasi terpadat di Indonesia, ini masalah akut.

"Secara mental, kami sudah siap," kata Astri Wahyuni, yang bersiap-siap mudik dari Jakarta ke sebuah desa di Jawa Tengah dengan suami serta dua anaknya. Lebaran tahun ini diperkirakan jatuh pada hari Jumat, 17 Juni.

Dibantu teknologi drone dan smartphone

Tahun ini, berbagai alat teknologi baru dikerahkan dalam upaya meredakan kekacauan lalu lintas. Di Jakarta misalnya, polisi untuk pertama kalinya mengerahkan drone untuk memantau lalu lintas. Teknologi drone ini sudah pernah digunakan untuk memonitor lalu lintas akibat banjir.

Drone sanggup mengirim gambar-gambar secara real time ke pusat-pusat pemantauan lalu lintas, sehingga polisi bisa mengambil keputusan yang cepat jika timbul masalah.

"Kalau ada lalu lintas yang buruk, kalau ada kecelakaan, kita bisa melihatnya dari atas," kata juru bicara kepolisian di Jakarta, Muhammad Iqbal kepada kantor berita AFP.

Polisi juga meluncurkan aplikasi smartphone yang memungkinkan pengemudi untuk mengakses jaringan CCTV polisi lewat pesawat mereka dan memonitor sendiri kondisi lalu lintas di jalan jalan raya penting.

Situs mudik di Internet

Selain aplikasi smartphone untuk drone, banyak situs internet dan aplikasi lain yang membantu warga ketika melakukan mudik. Ada layanan seperti "Ayo Mudik" dan "Media Mudik", yang membantu pengguna mencari masjid terdekat, atau memberi informasi kapan mereka harus mulai berpuasa.

Ada juga peta dan berbagai navigasi GPS dengan fitur untuk tempat perhentian, lokasi pompa bensin dan tempat-tempat pertemuan untuk pengendara mobil.

Mereka yang ingin mendokumentasikan perjalanan dalam gambar-gambar, bisa mengunduh aplikasi "Instadeen", yang memungkinkan pengguna menambahkan teks-teks agama atau ayat-ayat Al-Quran pada foto mereka, sebelum ditayangkan secara online di facebook atau lewat Twitter.

Shinta Dhanuwardoyo, pendiri dan CEO "Bubu" mengatakan, para pengusaha teknologi komunikasi memang sangat kreatif mengembangkan aplikasi yang disesuaikan dengan karakteristik lokal di sebuah negara.

"Aplikasi ini mungkin tidak selalu bekerja di negara lain, karena sifatnya sangat lokal," katanya.

Meskipun sudah banyak inovasi teknis, kemungkinan besar mudik tahun 2015 ini tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Artinya, harus siap dengan jam antrian panjang pada rute-rute utama.

hp/ml (afp)