1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apa Misi Indonesia untuk Palestina?

12 Desember 2017

Presiden Joko Widodo membawa misi penting ke KTT OKI yang akan digelar di Istanbul, Turki. Misi Indonesia untuk membela Palestina bukan hal emosional semata, melainkan berdasarkan amanah konstitusi negara.

https://p.dw.com/p/2pCAa
Indonesien Proteste gegen US-Entscheidung zu Jerusalem
Foto: Reuters/D. Whiteside

Ada pesan yang ingin disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang akan digelar di Istanbul, Turki Rabu (13/12). Pesan tersebut berisi ajakan kepada para peserta OKI agar bersatu menentang kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

"Pada kesempatan tersebut saya akan menyampaikan penolakan kita, rakyat Indonesia atas pengakuan sepihak AS. Dan meminta negara-negara OKI untuk membulatkan suara dan persatuan guna membela Palestina. Dan menyampaikan beberapa langkah-langkah yang dapat kita lakukan baik secara bersama maupun individu untuk membela Palestina," ujar Presiden Joko Widodo di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (12/12/2017) sebelum bertolak ke Turki seperti dikutip dari kbr.id. 

NGO aus Indonesien für Palästina
Joserizal Jurnalis, Presidium Mer-CFoto: MER-C

KTT OKI tersebut menjadi kesempatan pertama bagi negara-negara Muslim untuk menyatukan suara dalam menentukan sikap atas kebijakan Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.

“Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah amat baik, tapi kalau bisa pemerintah lebih banyak lagi melakukan hubungan dan mendorong negara-negara Arab, karena merekalah yang sebenarnya yang berdekatan langsung dengan perbatasan. Mereka pula yang bisa berperan secara politik dan militer," ujar dr Joserizal Jurnalis, aktivis kemanusian dari Lembaga Swadaya Masyarakat Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C). 

Ia memandang negara Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki posisi yang cukup diperhitungkan oleh negara-negara peserta OKI.

Demonstrasi di Sejumlah Negara Terhadap Pengakuan Yerusalem

"Kita membantu Palestina bukan hanya dengan janji tapi secara konkret di lapangan. Ini seperti mengatakan: "Hei, kami ini tidak hanya teriak soal Palestina, meski kami jauh dari Palestina, tapi kepedulian kami tidak kurang dari Anda semua," ujar presidium MER-C tersebut saat diwawancarai Deutsche Welle (DW) Indonesia.

Ada Sepenggal Indonesia di Palestina

Bentuk kepedulian warga Indonesia terhadap Palestina memang tidak hanya diperlihatkan lewat aksi demonstrasi yang berlangsung di berbagai kota. Aksi solidaritas bagi Palestina bahkan sudah dilakukan dengan memberikan sumbangan untuk mendirikan Rumah Sakit di Gaza pada tahun 2014.

Gedung kesehatan yang dinamai Rumah Sakit Indonesia tersebut didirikan di atas bukit di luar kota Jabalya, sekitar 3 kilometer dari perbatasan Israel. Rumah sakit yang didirikan oleh Mer-C tersebut dibangun lewat sumbangan warga Indonesia. Sekitar 37 miliar Rupiah disalurkan untuk proses pembangunan dan pengadaan peralatan kesehatan modern. 

"Rumah sakit ini menjadi pelopor penyedia fasilitas kesehatan di Gaza bagian utara, yang menawarkan layanan penting salah satunya CT dan MRI scan, dan berbagai jenis operasi," ujar dr Ashraf Alqedra, juru bicara Kemerinterian Kesehatan di Gaza seperti dikutip dari kbr.id. 

NGO aus Indonesien für Palästina
Rumah Sakit Indonesia yang berdiri di Gaza diberikan sebagai hadiah bagi warga Palestina tahun 2014Foto: MER-C

Tiga tahun lalu, rumah sakit yang dibangun di atas tanah seluas 1,6 hektar dan berkapasitas 100 tempat tidur tersebut diberikan sebagai hadiah untuk dikelola langsung oleh masyarakat Palestina. 

"Sebenarnya ada proyek lain yang ingin direncanakan yakni pertukaran tenaga ahli kedokteran, namun cita-cita ini belum terlaksana, karena akses yang sulit. Satu-satunya jalur adalah lewat Kairo dan konflik politik mempersulit upaya penyaluran bantuan secara efisien," ungkap dr Joserizal Jurnalis sambil menekankan pentingnya peran pemerintah mendorong negara-negara di perbatasan Israel-Palestina untuk memberi akses bagi bantuan kemanusian. 

Misi kemerdekaan Palestina

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi telah melakukan pertemuan bilateral dengan negara yang berbatasan dengan Palestina, yakni Yordania. Dalam pertemuan selama dua jam dengan Menteri Luar Negeri Palestina, Ayman Safadi di Amman, Yordania, kedua Menlu tersebut sepakat berkoordinasi dalam memperjuangkan hak dan kemerdekaan Palestina.

Seperti disampaikan dalam keterangan yang dilansir di akun resmi Twitter Kementerian Luar Negeri RI, Menlu Retno LP Marsudi menegaskan kembali komitmen kuat pemerintah untuk mendukung perjuangan Palestina dengan menjadikan Yerusalem timur sebagai ibukota dari negara Palestina. 

"Misi sekarang ini adalah misi negara, bukan misi emosional untuk membela Palestina semata, tapi misi negara yang didukung konstitusi," komentar dr Joserizal Jurnalis atas upaya pemerintah Indonesia di kancah Internasional. "Konstitusi kita jelas menyatakan bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Itu konstitusi revolusioner: anti-penjajahan. Jadi pemimpin di Indonesia mendapat dukungan dari konstitusi."

ts/hp (kbr.id, antaranews.com)