1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

220910 MDG 2. Tag

22 September 2010

Tahun 2000, petinggi negara-negara dunia menyepakati sejumlah target pembangunan yang dikenal sebagai Tujuan Pembangunan Milenium. Kini, negara-negara menarik neraca paruh waktu target ambisius ini.

https://p.dw.com/p/PJFD
Kanselir Jerman Angela Merkel mendengarkan penjelasan PM Norwegia Jens Stoltenberg di panel diskusi MDG di New York, Senin (20/09)Foto: AP

Hari Selasa (21/09) Kanselir Jerman Angela Merkel menyampaikan di New York:

"Sepuluh tahun lalu, masyarakat dunia menetapkan sasaran yang tepat. Tapi sayangnya saat ini kita harus mengakui bahwa tidak semua target tersebut akan tercapai smapai tahun 2015. Meski begitu saya yakin bahwa target-target itu tetap berlaku dan harus diupayakan pemenuhannya secara konsekuen. Saya usulkan agar pernyataan ini dijadikan fokus dari KTT kali ini, KTT yang dilangsungkan sepuluh tahun setelah peluncuran deklarasi Tujuan Pembangunan Milenium."

900 juta lebih orang masih menderita kelaparan di dunia. Annika Söder, wakil direktur bagian pencapaian Tujuan Milenium di organisasi pangan PBB (FAO) menyebut situasinya sangat genting. Menurutnya diperlukan perubahan strategi agar target tahun 2015 bisa dicapai:

"Banyak negara menunjukkan bahwa hal itu mungkin. Ghana, Nikaragua, Malawi, Vietnam dan banyak negara lainnya. Tapi masih banyak warga yang menderita. Ini adalah bencana lama yang berlangsung di belakang layar."

Kunci keberhasilan kampanye PBB menurut Söder adalah investasi besar-besaran di sektor pertanian agar lebih banyak warga dapat menanam tanaman pangan. Dengan menjual hasil ladang mereka, penduduk miskin mampu menghidupi keluarganya. Dengan cara ini, bantuan internasional membantu warga untuk menolong dirinya sendiri. Pendekatan ini juga didukung Kanselir Jerman Angela Merkel. Dalam pidatonya, Merkel mendesak agar politik bantuan pembangunan dioptimalkan sehingga lebih berorientasi pada hasil:

"Orientasi pada hasil memberikan ruang gerak lebih besar pada politik di tingkat nasional. Dengan begitu, keunikan tiap-tiap negara dapat diperhatikan. Sangat penting dalam hal ini bahwa kita menerima: proses perkembangan ini adalah tanggung jawab pemerintah negara berkembang. Mereka yang dapat menentukan apakah bantuannya digunakan secara efisien."

Emma Seery, juru bicara organisasi bantuan OXFAM mengaku kecewa mendengar pidato kanselir Jerman. Ia sebenarnya mengharapkan bahwa Jerman secara konkret merinci bagaimana negara maju dapat diingatkan pada janjinya untuk mengucurkan dana bantuan. Seharusnya, negara maju mengalokasi 0,5 persen produk domestik brutonya untuk dana bantuan pembangunan. Kenyataannya, dana tersebut tak sepenuhnya dibayarkan. Juru bicara OXFAM Emma Seery:

"Presiden Perancis Sarkozy dan perdana menteri Spanyol Zapatero hari Senin bertindak sebagai pionir dengan contoh positif. Mereka menuntut agar transaksi keuangan dikenai pajak yang nantinya digunakan untuk mendanai bantuan pembangunan. Kami berharap agar Kanselir Merkel mendukung inisiatif ini, tapi ia tidak melakukannya."

Merkel menjawab, ia tak merasa dipojokkan oleh pernyataan presiden Perancis dan perdana menteri Spanyol. Uni Eropa masih akan mengucurkan dana bantuan pembangunan satu miliar Euro sampai tahun 2013. Jerman menyumbangkan 200 juta Euro untuk dana Uni Eropa tersebut. Selain itu, tahun depan Jerman akan mengucurkan dana siginfikan bagi Global Fund untuk Pemberantasan Penyakit Menular.

Dalam pertemuan Selasa (21/09), menteri luar negeri AS Hillary Clinton menerima tepukan tangan meriah. Clinton mengusulkan agar tiap tahun digelar pertemuan untuk menentukan kemajuan masing-masing negara dalam meningkatkan gizi anak-anak. Usulan Clinton ini selaras dengan desakan lembaga swadaya masyarakat yang menuntut agar negara donor dan penerima bantuan secara berkala melaporkan sukses ataupun kegagalan dalam upayanya memenuhi target pembangunan milenium.

Christina Bergmann/Ziphora Robina
Editor: Hendra Pasuhuk