Menteri Jepang Mundur Karena Salah Ucap
5 Juli 2011Rekaman di situs youtube menuai kecaman. Berawal saat Menteri Rekonstruksi Ryu Matsumoto, mengunjungi Kantor Perfektural Miyagi, daerah yang rusak dan rata karena tsunami, di mana ribuan orang masih tinggal di pengungsian. Dalam rekaman, Menteri Ryu terlihat tidak suka karena tuan rumah yakni Gubernur Perfektur Yoshihiro Murai, datang terlambat. Beberapa menit kemudian, Gubernur Miyagi datang dan menghampiri Menteri Ryu sambil tersenyum. Tapi sang Menteri menolak uluran jabat tangan sang Gubernur. Menteri Ryu, kemudian menegur Gubernur Miyagi „Anda datang terlambat, ketika tamu datang, anda harus ada di sini lebih dulu dan mengantarkan tamu anda ke dalam ruangan“
Menteri Ryu juga mengatakan bahwa dalam tradisi Pasukan Bela Diri, kaum muda harus menghormati para senior. Tak berhenti di sana, dalam pertemuan dengan Gubernur lain yang daerahnya juga terkena tsuinami, sang Menteri mengatakan bahwa pemerintah pusat Jepang hanya ingin membantu daerah yang punya gagasan jelas tentang bagaimana membangun kembali daerah pasca tsunami. Kepada wartawan yang meliput, Menteri Ryu mengancam dan minta agar kata-katanya tidak diberitakan. Tapi, keesokan harinya, media di Jepang memberitakan kasus ini dan rekaman sang Menteri muncul di situs youtube.
Pernyataan Menteri Ryu memancing kecaman. Dia dianggap arogan dan tidak sensitif pada penderitaan korban tsunami. Dan akhirnya, hari Selasa (05/07) Menteri Rekonstruksi Ryu Matsumoto dengan mata berkaca-kaca, mengumumkan pengunduran diriya. Di hadapan para wartawan, dia mengakui telah mengucapkan kata-kata kasar yang melukai korban tsunami "Saya selalu merasa punya hubungan dengan para korban. Saya ingin minta maaf, atas komentar keras saya yang melukai perasaan mereka“ demikian pernyataan singkat Ryu Matsumoto di hadapan wartawan.
Dan, jadilah Ryu Matsumoto menteri keempat yang mundur di bawah pemerintahan Perdana Menteri Naoto Kan yang baru berusia satu tahun. Kasus ini, semakin menekan posisi Perdana Menteri Naoto Kan yang belakangan popularitasnya terus merosot. Pemerintahan Naoto Kan, dianggap lambat dalam bekerja memulihkan daerah yang hancur karena tsunami. Kasus Ryu Matsumoto, juga semakin memunculkan tekanan agar sang Perdana Menteri ikut turun, karena dianggap paling bertanggungjawab telah menunjuk orang yang salah. Jepang, hingga kini masih berjuang untuk pulih pasca bencana tsunami yang disusul tragedi nuklir Fukushima.
Penulis : Andy Budiman
Editor : Hendra Pasuhuk