1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menlu Jerman Mundur Sebagai Ketua Partai

3 April 2011

Waktunya sudah habis bagi Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle sebagai ketua partai Liberal FDP. Pertanyaan selanjutnya adalah, berapa lama ia akan bertahan di kabinet pemerintahan Angela Merkel.

https://p.dw.com/p/10mre
Ketua Partai Liberal FDP Guido WesterwelleFoto: picture alliance/dpa

Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle akhirnya menyerah. Setelah berusaha mempertahankan posisinya di partai Liberal FDP, Westerwelle mengumumkan keputusannya tersebut hari Minggu kemarin (3/4) di Berlin. "Pada kongres partai bulan Mei mendatang, usai sepuluh tahun menjabat sebagai ketua partai, saya tidak akan mencalonkan diri lagi." Ia mengatakan, hal ini diputuskannya setelah tiba kembali di Jerman usai berkunjung ke Cina dan Jepang.

Dari kalangan partai FDP tersiar kabar, Westerwelle sebelumnya sempat menelepon kanselir Jerman Angela Merkel. Pria berusia 49 tahun yang juga adalah wakil kanselir Jerman ini tidak mengatakan siapa yang akan menggantikan posisinya sebagai ketua umum partai. "Ini adalah hari yang luar biasa. Juga bagi saya sendiri. Tapi saya yakin, bahwa ini adalah keputusan yang benar. Dan sekarang juga adalah keputusan yang benar untuk terjadinya pergantian generasi di FDP dengan sebual awalan baru."

Dua nama yang diduga kuat sebagai calon pengganti Westerwelle memang adalah dua politisi muda. Yakni, menteri kesehatan Jerman Philipp Rösler yang berusia 38 tahun dan sekjen FDP Christian Lindner yang baru berusia 32 tahun. Para pimpinan partai akan bertemu hari Senin (4/4) untuk membahas masalah tersebut.

Mundurnya Westerwelle sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Walau pun Westerwelle berhasil membawa partainya ke kabinet pemerintahan di tahun 2009 setelah 11 tahun, para pengeritik mengatakan ia memiliki pembawaan kasar yang lebih sesuai untuk berada di pihak oposisi. Partainya juga kehilangan dukungan, setelah bergabung dengan koalisi Merkel 18 bulan yang lalu karena perdebatan internal pemerintahan tentang layanan kesehatan, energi dan kebijakan pajak.

Tekanan terhadapnya bertambah besar bulan lalu, setelah FDP kalah dalam pemilu negara bagian di Baden-Württemberg, Rheinland-Pfalz dan Sachsen-Anhalt. Hasil sebuah jajak pendapat mengatakan, 69 persen pemilih menyalahkan Westerwelle atas hasil buruk di pemilu negara bagian. Dengan hanya memiliki 5 persen dukungan di seluruh Jerman, nasib FDP kini di ujung tanjuk, karena berada di ambang batas pemilu. Satu kesalahan lagi dan FDP bisa tidak akan terwakili di parlemen.

Politisi dari pihak oposisi seperti SPD dan Hijau, kini juga menuntut agar Westerwelle tidak hanya mundur sebagai ketua partai, melainkan juga sebagai wakil kanselir dan menteri luar negeri. Dalam pengumumannya kemarin, Westerwelle menegaskan tidak akan melepas jabatannya sebagai menteri mengingat koalisi pemerintah telah bekerja sama dengan baik dan sukses. Namun, menurut ketua fraksi SPD Thomas Oppermann, masalah di dalam partai FDP telah merusak citra Westerwelle. "Perdebatan yang tidak layak ini tidak hanya menjatuhkan ketua partai FDP saja, tetapi juga menghancurkan Westerwelle dalam posisinya sebagai menteri luar negeri."

Sebagai menteri Westerwelle dikritik di dalam negeri karena merusak hubungan baik dengan negara sekutu seperti Amerika Serikat, Perancis dan Inggris dengan bersikap abstain dalam pengambilan suara Dewan Keamanan PBB tentang zona larangan terbang di LIbya dan perlindungan warga sipil disana. Gerd Langguth, pakar politik berpendapat, dengan mundurnya Westerwelle sebagai ketua partai, ia meragukan, bahwa jabatan menteri luar negeri masih akan tetap menjadi miliki Westerwelle.

Vidi Legowo-Zipperer / dpa / rtr / afp

Editor : Rizky Nugraha