1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menlu AS Temui Presiden Palestina di Abu Dhabi

31 Oktober 2009

Dalam mengupayakan perdamaian, Menlu AS Hillary Clinton melawat ke Timur Tengah, setelah kunjungannya ke Pakistan berakhir. Perjalanan panjang ini akan membawa Clinton ke Marokko.

https://p.dw.com/p/KJrY
Menlu Amerika Serikat, Hillary Clinton dan Presiden Palestina Mahmoud AbbasFoto: AP

Selain menemui Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Abu Dhabi Sabtu ini, Menlu AS Hillary Clinton menemui Pangeran Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahayan. Putra mahkota Abu Dhabi itu merupakan pemimpin Arab pertama yang ditemuinya untuk mendukung proses perdamaian Palestina–Israel.

Kunjungan Timur Tengah Clinton akhir pekan ini bertujuan melengkapi gambaran yang dimiliki AS, mengenai posisi masing-masing pihak guna menggulirkan kembali perundingan perdamaian itu. Rencananya, Clinton juga akan bertemu dengan Presiden Israel serta para petinggi negara itu hari Minggu. Mengutip seorang pejabat AS, kantor berita Reuters menulis, Menlu Clinton pekan lalu melapor kepada Presiden AS bahwa jalan menuju perundingan tidak mulus. Sementara, sejumlah pengamat menilai, kunjungan Clinton ke Timur Tengah berarti bahwa upaya mediasi sebelumnya buntu.

Peliknya situasi terlihat juga dalam sebuah laporan harian Israel, Ha'aretz. Disebutkan, Presiden Palestina Mahmud Abbas sudah sangat kecewa terhadap Presiden AS dan Menlunya. Mengutip Abbas, Ha'aretz menulis bahwa Obama gagal membuat perubahan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanjahu, masih se-radikal dan ekstrimis seperti saat karirnya melejit di awal 90-an. Menepis laporan itu, juru runding Palestina, Saed Erekat dalam wawancara dengan radio militer Israel, mempertanyakan sikap Israel yang sejak 15 tahun lalu di perjanjian Oslo kerap mengaku siap berunding tanpa prasyarat. Erekat mengatakan, “Kami ingin sekali berunding kembali, tapi pertanyaannya, apakah Perdana Menteri Netanjahu bersedia untuk melanjutkan perundingan pada posisi Desember 2008, ketika perundingan itu berhenti? Karena setiap kali, ia akan selalu bilang ingin mulai dari awal lagi.”

Tahun 2008, Perdana Menteri Israel masih Ehud Olmert. Dalam perundingan yang berlangsung Olmert dan Abbas berhasil mencapai kesepakatan dalam hampir semua masalah. Selain konflik Israel-Palestina, perpecahan di dalam Palestina, antara kelompok Fatah dan Hamas membuat situasi semakin rumit.

Pekan depan Clinton akan bertemu dengan para menlu negara-negara Arab di Marokko, guna menjajaki partisipasi negara-negara itu dalam proses perdamaian Timur Tengah. Sejumlah pengamat menilai, apabila pembicaraan dengan Palestina dan Israel mengalami kemacetan. Biasanya, perundingan yang melibatkan negara-negara lain di kawasan itu bisa lebih hidup.

Clinton berada di Abu Dhabi setelah mengakhiri lawatannya di Pakistan. Ia meninggalkan Pakistan dengan seruan untuk bersama menghadapi jaringan teror AlQaida.

EK/AS/DW/afp/rtr