1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menjelang Putaran Baru Proses Perdamaian Timur Tengah

24 Agustus 2010

Pembicaraan langsung antara Israel-Palestina diharapkan membawa terobosan baru dalam proses perdamaian Timur Tengah. Inilah yang menjadi sorotan media cetak Eropa.

https://p.dw.com/p/Ov0a
Presiden Palestina, Mahmud Abbas (kiri) dan PM Israel Benjamin Netanyahu (kanan)Foto: AP/DW-Fotomontage

Harian Denmark Politiken mengomentari kemungkinan peran NATO dalam proses perdamaian di Timur Tengah

"Israel dan Palestina akan melakukan perundingan langsung tanggal 2 September mendatang dengan didampingi Presiden Barack Obama. Itu hanya akan mengalami kegagalan, demikian suara dari mereka yang berpengalaman. Jika Eropa ingin memberikan andil positif, maka harus menyampaikan harapannya secara terbuka.

Kebutuhan yang benar-benar mendesak tapi terdiri dari organisasi keamanan yang dapat diandalkan, yang pada dasarnya hanya dimiliki NATO. Mereka sebaiknya menawarkan untuk menjamin agar pemerintah Israel dan Palestina mencapai kompromi yang penting. Hal itu akan menjadi investasi yang penting bagi lingkungan negara-negara NATO setelah konflik seputar Tanah Suci yang membawa kesuraman keamanan internasional sejak lebih dari 50 tahun."

Menjelang kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat, harian Perancis Le Monde berkomentar

"Benjamin Netanyahu tanggal 2 September akan datang ke Washington dengan posisi yang kuat. Setelah perundingan dengan Palestina benar-benar macet lebih dari 20 bulan, Perdana Menteri Israel itu bersedia melakukan pembicaraan sesuai persyaratan yang diumumkan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton. Oleh sebab itu Netanyahu memikul tanggung jawab besar. Putaran perundingan baru ini bagi banyak pihak merupakan hasil dari upaya yang dilakukannya. Tiga kemungkinan yang ditawarkan Netanyahu. Ia dapat menetapkan penghalang. Kemungkinan kedua, berkelit. Dan kemungkinan ketiga lebih bijaksana. Yakni melepaskan diri dari mitra koalisinya ultranasionalis dan bermitra dengan Partai Kadima."

Harian berhaluan liberal kiri Perancis lainnya Liberation mengomentari deportasi warga etnis Roma dari Perancis

"Gereja terbentuk mutlak berdasarkan prinsip toleransi terhadap warga asing dan rasa simpati terhadap warga termiskin dari kelompok yang miskin. Juga meskipun sejarah panjangnya seringkali terlupakan dalam kondisi yang luar biasa dramatis. Tapi pada masa kini prinsip yang sering ditunjukkannya adalah bagaimana gereja tidak fleksibel dalam masalah kebiasaan dan moral. Perasaan warga Katolik harus menjadi pertimbangan kubu haluan kanan. Front Nasional di kawasan yang memiliki tradisi kristen yang kuat sering memperoleh hasil terburuk, misalnya di Perancis Barat. Yang jauh lebih keras daripada semua protes terhadap aksi pemulangan warga Roma musim panas ini adalah diamnya Perdana Menteri Francois Fillon, seorang yang berkeyakinan Katolik, sebagai lambang perasaan tidak enak seorang yang beragama."

Dyan Kostermans/AFP/dpa

Editor: Asril Ridwan