1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mengenal Gerakan Lempeng Tektonik

3 Februari 2017

Setiap kali terjadi gempa dahsyat istilah gerakan lempeng tektonik selalu muncul. Juga istilah ini disebut jika membicarakan kawasan gunung api aktif. Apa dan bagaimana sebetulnya gerakan lempeng tektonik itu?

https://p.dw.com/p/2WtuW
Plattentektonik der Erde
Foto: picture-alliance/ Globus Infografik

Gempa dahsyat yang memicu Tsunami Aceh 2004 atau Tsunami Fukushima 2011 sama dipicu gerakan lempeng tektonik. Pergerakan lempeng tektonik biasanya melepas energi luar biasa besarnya yang memicu gempa di kawasan sekitar.

Diketahui bahwa zona-zona kegempaan aktif di seluruh dunia berkaitan dengan pergerakan lempeng tektonik tersebut. Kawasan gempa aktif berupa patahan atau sesar semuanya berada di kawasan tumbukan atau pinggiran lempeng tektonik.

Mengenal Gerakan Lempeng Tektonik

Juga lempeng tektonik merupakan pemicu munculnya kawasan gunung berapi aktif di seluruh dunia. Saat ini kita mengenal apa yang disebut Cincin Api Pasifik yang melingkar dari Amerika Utara, Jepang, Indonesia, Hawaii dan kembali ke arah Amerika Selatan. Tapi apa sebetulnya dan bagaimana sebetulnya gerakan lempeng tektonik itu?

Hasil Riset Wegener

Teori lempeng tektonik pertama kali diperkenalkan oleh pakar meteorologi geofisika dan peneliti kutub asal Jerman, Alfred Wegener pada tahun 1915. Wegener mempubklikasikan karya ilmiahnya "The Origin of Continent and Oceans" yang juga menjelaskan gerakan lempeng tektonik. Ia mendasarkan teorinya pada kenampakan geografis benua-benua di dunia serta temuan paleontologi yang mendukung hipotesanya. Ilmuwan Jerman ini berteori, bahwa kerak bumi terdiri dari lempengan-lempengan yang mengapung di atas massa lebih cair.

Mulanya teori Wegener dilecehkan dan ditertawakan banyak pakar kebumian terkemuka di zamannya. Pasalnya, di saat itu belum ada teknologi yang mampu menjelaskan fenomena yang sulit seperti itu. Barulah di tahun 1950-an, sekitar 20 tahun setelah Wegener meninggal teori lempeng tektonik dapat dibuktikan.

Tiba-tiba saja misteri gempa, aktivitas vulkanologi dan gerakan kulit Bumi terkuak karena teori tektonik lempeng bisa menjelaskan penyebabnya. Gempa lazimnya terjadi di zona subduksi dimana dua atau lebih lempeng tektonik bertemu.

Gerakan lempeng ini amat lamban, kadang hanya satu sentimeter per tahun, tapi dalam kumulasi waktu ratusan atau ribuan tahun, energi dari gerakannya bisa amat dahsyat jika dilepas seketika. Inilah pemicu gempa hebat di seluruh dunia. Hingga kini para ahli geologi belum bisa meramal kapan gempa akan terjadi.

Bumi yang dinamis

Dengan berdasar teori Wegener mengenai "Continental Drift" alias pergerakan lempeng tektonik itu, terbukti bahwa Bumi adalah planet yang  dinamis. Inti Bumi terdiri dari batuan panas yang cair, dimana di atasnya mengapung lapisan kerak Bumi yang tebalnya hanya beberapa puluh meter hingga puluhan kilometer.

Tumbukan atau pemisahan dua atau lebih lempeng tektonik, selama milyaran atau ratusan juta tahun silam membentuk morfologi Bumi saat ini. Sekitar 300 juta tahun silam di zaman Karbon hingga Jura di Bumi hanya ada satu benua raksasa yang disebut Pangea, yang merupakan penggabungan dua benua besar Laurussia dan Gondwana.

Sekitar 230 juta tahun silam di zaman Trias benua super Pangea mula pecah dan sekitar 150 juta tahun silam terbentuk morfologi benua seperti saat ini. Dalam gerakan lempeng tektonik selama ratusan juta tahun ini juga terbetuk pegunungan Himalaya yang dulunya adalah dasar Samudra yang kemudian terangkat hingga ketinggian 4.000 meter. Pegunungan Andes, Aalpina dan juga rangkaian cincin api Pasifik juga terbentuk akibat dinamika lempeng tektonik ini.

Para ahli geologi meramalkan dalam waktu 300 juta tahun mendatang, akibat gerakan lempeng tektonik ini, akan terbentuk benua raksasa baru yang diberi nama Pangea Ultima.

as(dari berbagai sumber)