1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mendengar Paus Bernyanyi

Shant Shahrigian12 September 2013

Bertahun lamanya sejak paus bernyanyi menjadi populer di seluruh dunia, para pakar belum banyak dapat menggali informasi bagaimana mamalia itu berkomunikasi satu sama lain.

https://p.dw.com/p/19gWa
Foto: DW/K. Stafford

Populasi paus kepala busur atau paus Bowhead di lepas pantai Greenland diperkirakan hanya tinggal puluhan ekor. Meski jumlahnya terbatas, mereka tetap bisa membuat lagu, ujar pakar paus Kate Stafford.

Bersama tim ilmuwan Amerika Serikat dan Eropa, pakar kelautan dari Universitas Washington telah merekam 66 melodi yang dinyanyikan paus-paus itu. "Untuk bisa membuat lebih dari 60 lagu…. Wah tentu ini luar biasa, " kata Stafford, "Terutama dari jumlahnya yang kita anggap sebagai sisa-sisa populasi."

Illustration Grönlandwal
Paus Bowhead tengkoraknya panjang mirip kepala busur.Foto: picture alliance/Wildlife

Kembali dari tepian

Bowheads atau kepala busur, paus-paus itu dinamakan demikian karena memiliki ciri khas bertengkorak panjang.

200 tahun silam mereka diburu saudagar-saudagar Belanda di dekat Greenland hingga jumlahnya hampir punah. Yang diincar dari paus-paus itu adalah lemak yang berada di bawah kulit.

Kini hanya terdapat empat populasi ikan paus Bowhead yang tersebar di Lingkaran Arktik, dari Selat Bering ke Selat Fram di timur Greenland.

Dalam penelitian di Selat Fram, Stafford dan timnya menggunakan dua mikrofon yang ditaruh di bawah air untuk merekam selama sembilan menit pada setiap jeda 30 menit. Hal itu dilakukan selama satu tahun. "Saking sulitnya, kami berpikir bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami," kata Stafford. "Atau mendengarkan jarum di tumpukan jerami. Kita meninggalkan instrumen ini selama satu tahun dan tidak tahu apakah berfungsi sampai kita mengambil perangkat ini kembali."

New York - Kate Stafford
Kate Stafford (dua dari kanan)Foto: DW/S. Shahrigian

Ketika ia melakukannya, ia menemukan ribuan jam nyanyian paus Bowhead, masing-masing berlangsung antara 45 sampai 60 detik. Sebagian besar antara bulan November dan Maret, yang berarti mungkin itu merupakan tempat bernaung pada musim dingin untuk bowheads- dan mungkin menjadi tempat kawin juga.

Komunikasi yang kompleks

Kate Stafford telah meneliti lagu paus selama hampir 10 tahun. Satu teori yang diperolehnya adalah lagu-lagu itu dinyanyikan paus kepala busur -- alias bowheads-- untuk lebih dari sekedar menarik perhatian pasangan. Mereka juga bernyanyi untuk bersenang-senang.

Stafford mengatakan bahwa salah satu keunikan bowheads adalah kemampuan mereka untuk menghasilkan nada berfrekuensi tinggi dan rendah pada saat yang bersamaan, sehingga memberikan efek menyanyi dengan dua suara.

Lagu yang dibuat paus biasanya dimulai dengan beberapa frase, masukan naik turunnya nada yang rumit dan kemudian ditutup dengan nada rendah, berat dan keras.

Inspiratif

Suara tersebut memunculkan beragam respon. Musisi New York Garth Stevenson, mengatakan suara-suara itu memiliki pengaruh besar pada musiknya.Musisi Garth Stevenson telah terinspirasi oleh lagu paus.

New York - Shant Shahrigian komponiert Wal-Musik
Garth StevensonFoto: DW/S. Shahrigian

"Ada koneksi di alam yang berhubungan erat dengan musik, " katanya. "Suara universal ini mengalir antara musik dan hewan. "

Potongan di album terbaru Stevenson berjudul "Terbang" terinspirasi oleh paus. Dalam perjalanan ke Antartika saat membuat musik untuk sebuah film, Stevenson mengambil double bass –nya dan bermain di laut lepas. Beberapa saat kemudian, sekelompok paus berenang di sisi kanan perahu.

Di bawah ancaman

Kristin Laidre, seorang ilmuwan dari Universitas Washington saat ini sedang meneliti dampak perubahan iklim terhadap habitat paus di Arktis . Dia mengatakan perubahan iklim adalah ancaman terbesar bagi spesies saat ini. Laidre dan Stafford mengatakan pencairan es telah menghambat perjalanan untuk melakukan penelitian terbaru ke wilayah tersebut.

Stafford berencana untuk membuat rekaman Bowhead di Laut Beaufort utara Alaska dan di Selat Davis, di barat Greenland. Penelitian baru-baru ini telah menambah rasa penasarannya tentang mamalia terbesar di dunia, “Aku begitu terkesan dengan hewan-hewan ini," pungkasnya.