1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mencari Jejak Pesawat AdamAir

Zaki Amrullah3 Januari 2007

Tim pencari dan penyelamat pesawat AdamAir yang hilang sejak dua hari lalu, memperluas pencarian lewat jalur laut, darat dan udara. Namun hingga siang ini, pencarian masih belum menunjukan titik terang. Tim pencari mengerahkan sejumlah helikopter bantuan, kapal laut dan pesawat pengintai dari TNI yang dilengkapi radar. Pencarian juga melibatkan ribuan personel polisi yang bertugas menyisir wilayah darat.

https://p.dw.com/p/CPA3
Foto: AP

Pencarian pesawat AdamAir yang hilang difokuskan di tiga lokasi yaitu perairan Majene, pegunungan Matangnga dan daerah pegunungan Rantepao, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Penyisiran di tiga lokasi ini sesuai dengan sinyal Elba yang dipancarkan oleh pesawat sebelum menyentuh tanah. Namun sejauh ini Tim SAR belum menemukan petunjuk lokasi jatuhnya pesawat. Juru Bicara, Pangkalan Udara Hasanudin, Mulyadi.

Mulyadi: “Lokasi yang disisir mulai Polman, Majene, Mamuju dan kembali ke Tanah Toraja. Berbatasan dengan luwu utara, ada petunjuk? belum masih dalam tahap pencarian.Kemungkinannya?.Sementara yang diberikan berdasarkan info Elba singapura itu pesisir Majene dan Mamuju”

Upaya pencarian pesawat juga terhambat dengan buruknya cuaca di sekitar wilayah udara Makasar. Hujan deras memaksa pesawat pencari kembali ke posko utama di pangkalan udara Hasanuddin dan menghentikan pencarian. Badan Meteorologi dan Geofisika setempat meminta tim pencari pesawat Adam Air mewaspadai dampak badai Isobel yang mulai terasa di wilayah Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

Mulyadi: “Yang jelas cuacanya sulit sekali buruk jadi seperti tadi tertunda juga kan memakai pesawat kalau cuacanya buruk, tidak memungkinkan untuk terbang.”

Senin lalu pesawat AdamAir jurusan Jakarta-Surabaya-Manado yang dipiloti Refri Agus Widodo ini, hilang kontak dengan menara pengawas setelah satu jam lepas landas dari Surabaya, pukul 15.00 Waktu Indonesia Tengah. Pesawat tersebut membawa 96 penumpang dan 6 awak serta 55 ton kargo. Kemarin sempat beradar informasi bahwa pesawat itu jatuh dan telah ditemukan di Polewali, Sulawesi Barat.

Informasi tersebut disampaikan seorang pejabat Komandan Landasan Udara Hasanuddin Eddy Suyanto. Eddy mendapat informasi lewat radio komunikasi dari masyarakat desa Rangoan, Polewali yang mengaku melihat pesawat terbang rendah di sekitar perbukitan. Namun ketika tim pencari korban diterjunkan, hasil pencarian nihil. Informasi tersebut kemudian diralat pejabat berwenang dan pencarian dilanjutkan kembali.

Direktur Komersil AdamAir Guggi Pringwa Syahputra meminta maaf atas kesalahan informasi yang telanjur beredar.

Guggi: "Bagi maskapai penerbangan AdamAir, kecelakaan ini menambah daftar buruk penerbangan mereka. Tahun lalu, pesawat Adam Air tujuan Jakarta-Makasar tersesat dan mendarat darurat di bandara kecil Tambulaka Nusa Tenggara Timur karena peralatan navigasinya rusak. Pesawat AdamAir juga pernah tergelincir karena pecah ban di bandara Cengkareng, Banten. Namun catatan Komite Nasional Keselamatan Transportasi KNKT menunjukan kecelakaan pesawat, mulai dari pecah ban hingga tergelincir di landasan, juga dialami maskapai lain yang memberlakukan tarif murah."

Kecelakaan pesawat AdamAir ini merupakan kedua yang terburuk dalam sejarah penerbangan nasional 5 tahun terakhir. Pada awal tahun lalu, lebih dari seratus penumpang pesawat Mandala tewas, setelah gagal terbang dan jatuh di permukiman padat dekat bandara Polonia Medan.