1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Membubuhi DNA bagi Batu Mulia

27 Agustus 2017

Konsumen ingin tahu, dari mana produk yang mereka beli berasal. Begitu juga halnya kalau mereka beli batu mulia. Sayangnya ini kerap tidak mungkin. Tapi sekarang peneliti menemukan metode untuk jamin keaslian batu mulia.

https://p.dw.com/p/2iYks
Großbritannien Rohdiamant Lesedi La Rona
Foto: Getty Images/AFP/D. Emmert


Batu mulia berwarna seperti safir, jamrud atau ruby memiliki harga sangat tinggi di pasar dunia. Tapi di banyak pertambangan, kondisinya sangat menyedihkan. Baik bagi manusia mau pun lingkungan. Eksploitasi alam, pekerja anak dan kurangnya keamanan adalah hal biasa. Karena asal-usul batu tidak bisa diusut, tidak ada tekanan untuk memperbaiki situasinya.

Bisnis batu mulia harus lebih transparan. Tapi bagaimana cara membuktikan asal-usul batu mulia tersebut? Berdasarkan ciri-ciri geologisnya, negara asal batu bisa diketahui, tidak demikian halnya dengan pertambangannya.

Namun sekarang sepertinya pakar batu mulia di Luzern, Swiss berhasil menemukan terobosan baru. Kami yakin menemukan metode untuk menyisipkan informasi di pertambangan asal yang tetap berada di dalam batu, dan dengan demikian bisa melacak rantai perdagangannya. 

Sistem Penyimpanan Data Berbasis DNA Manusia

Robert Grass, profesor bidang kimia dari ETH Zürich memiliki ide untuk menggunakan DNA buatan sebagai penandaan. Ia menjelaskan, "DNA sangat sesuai, karena transparan dan bisa menjadi bagian dari produk. Seperti label, tetapi tidak ditempelkan pada produk. Karena sangat kecil dan tidak tampak, bisa dimasukkan ke dalam produk dan mengidentiikasi produk berdasarkan informasi yang diperoleh."

Label DNA bisa disisipkan masuk ke dalam batu mulia. Hampir semua batu mulai memiliki retakan berukuran mikro dan hampir tidak terlihat. Basa DNA A, C, T dan G mampu menyimpan informasi. Lewat kode ini, informasi asal usul batu mulia juga bisa disimpan. Untuk melindungi DNA dari cahaya dan perubahan suhu, DNA dikemas dalam bola kaca nano.

Saat Daniel Nyfeler dari Gübelin Gem Lab mendengar tentang metode baru penandaan produk ini ia langsung teringat akan batu mulia. Ia bercerita, "Kami butuh waktu beberapa bulan untuk menyesuaikan metode tersebut bagi batu mulia. Kami harus memastikan, partikel nano bisa menyatu dengan batu, supaya bisa melewati semua proses pengolahan batu."

Batu zamrud diberi penandaan DNA sebelum diasah. Tepatnya, batu mulia mentah diberi penandaan DNA langsung di pertambangan. Batu dicelupkan dalam larutan khusus, sehingga partikel nano bisa masuk ke dalam retakan batu sekecil apa pun. Kelak, DNA juga bisa dikeluarkan kembali dari batu yang telah diasah dengan menggunakan larutan asam khusus.

Penulis: Catrin Hofstetter (vlz/as)