1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Membatasi Sepak Terjang Lembaga Pemeringkat Kredit

15 November 2011

Insiden yang terjadi pada lembaga pemeringkat kredit Standard and Poor’s, yang dengan tidak sengaja menurunkan kelayakan kredit Perancis dan menyebabkan dampak besar pada pasar uang, dorong UE keluarkan rancangan UU.

https://p.dw.com/p/13BA7
Das Firmenschild der Ratingagentur Standard & Poor's, aufgenommen am Donnerstag (07.07.2011) an der Vertretung des Unternehmens in Frankfurt am Main. Die Ratingagentur wehrt sich gegen Vorwürfe, mit ihren Bonitätsurteilen die Schuldenkrise in Europa noch zu verschlimmern. Die großen Agenturen Moody's, S&P, Fitch stehen aktuell wegen negativer Ratings der Pleitekandidaten Griechenland und Portugal am Pranger. Foto: Marc Tirl dpa/lhe (zu dpa 0556 vom 08.07.2011) +++(c) dpa - Bildfunk+++
Foto: picture-alliance/dpa

Parlemen Eropa melontarkan kritik tajam terhadap tiga kantor pemeringkat kredit dari AS. Anggota parlemen dari Partai Kristen Demokrat  (CDU) Markus Ferber mengatakan, "Kita sudah mengalami, bagaimana lembaga pemeringkat kredit menyebabkan negara-negara dalam krisis utangnya terperosok ke bawah payung penyelamat Euro. Itu masalahnya dalam hal Irlandia dan Portugal. Dan dalam diskusi tentang Italia sekarang, jelas tampak bahwa tekanan datang dari lembaga pemeringkat kredit, dan bukan dari analisa pasar yang transparan.“

Inisiatif Reformasi

Dengan demikian Ferber menyambut baik inisiatif reformasi yang diajukan Michel Barnier, Komisaris UE urusan pasar dalam wilayah Eropa. Barnier mengatakan, ia bukan mengurus idiologi, melainkan menangani masalah secara pragmatis. Barnier hendak berusaha agar lembaga pemeringkat kredit menyatakan dengan jelas prosedur kerja mereka, dan bagaimana mereka sampai ke hasil yang kemudian dipublikasikan. Ia ingin menghentikan sikap dominan tiga lembaga pemeringkat kredit di AS.

European Commissioner for Internal Market and Services Michel Barnier gestures while speaking during a media conference at EU headquarters in Brussels, Wednesday, Sept. 15, 2010. The European Commission on Wednesday sought tough curbs on some of the financial market practices that have been seen as key contributors to the global market crisis. (AP Photo/Virginia Mayo)
Komisaris urusan perdagangan di wilayah Eropa, Michel BarnierFoto: AP

Caranya antara lain, bank-bank harus menganalisa diri sendiri, selain itu lembaga pemeringkat kredit lain yang lebih kecil harus didukung. Ketergantungan, pemberian nilai yang subyektif serta konflik suara hati juga akan dicegah oleh Barnier. Ia antara lain merencanakan sistem rotasi. Sebuah kantor pemeringkat kredit hanya boleh menilai saham atau penerbit saham maksimal selama tiga tahun. Setelah itu, kantor lain harus mengambilalih. Barnier menjelaskan, "Semua aktor dari pasar-pasar yang sensitif diserukan untuk berhati-hati. Tapi peringatan terutama diarahkan kepada lembaga pemeringkat kredit.“

Kesalahan Berakibat Fatal

Karena kesalahan bisa berakibat fatal dan menyebabkan nilai tukar jatuh, Komisi UE juga ingin, agar lembaga pemeringkat kredit di masa depan harus bertanggungjawab, jika perhitungan yang salah diakibatkan kecerobohan. Dalam satu hal Komisaris Barnier gagal dalam pertemuan Selasa kemarin (15/11). Ia sebenarnya mengusulkan, agar peringkat negara tidak dipublikasikan pada saat-saat genting.

Wolf Klinz, German FDP Member of the European Parliament, works in his office at the European Parliament in Brussels, 16 October 2006. Foto: Thierry Monasse +++(c) dpa - Report+++
Anggota parlemen dari Partai Liberal (FDP) Wolf KlinzFoto: picture-alliance/dpa

Dari rekan-rekannya dalam komisi ia tidak mendapat sokongan. Di parlemen usulannya itu juga ditanggapi dengan kritis. Anggota parlemen dari Partei Liberal (FDP) Wolf Klinz berpendapat, larangan seperti itu kontraproduktif. Itu akan meningkatkan spekulasi, juga tidak akan menenangkan pasar, melainkan menyebabkan turbulensi yang tidak perlu, demikian Klinz.

Partai Hijau dan Partai Sosial Demokrat (SPD) yang menjadi oposisi di Jerman memberikan komentar kritis atas rencana-rencana Komisi Eropa itu. Usulan dinilai kurang berani. Reformasi yang mendasar bukan seperti itu. Dengan demikian sekarang pun sudah jelas, bahwa perundingan antara komisi, parlemen dan negara-negara anggota Uni Eropa akan berlangsung alot.

Birgit Schmeitzner / Marjory Linardy

Editor: Christa Saloh