1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Melindungi Gorila Lewat Internet

7 Oktober 2009

Saat itu masih terdapat sekitar 780 gorila gunung di Pegunungan Virunga, antara Uganda, Ruanda dan Kongo. Mereka terancam punah. Karena itu perlindungannya sangat penting.

https://p.dw.com/p/K1Q9
Benjamin Bahinda, pengasuh gorila di taman nasional UgandaFoto: DW

Udara sejuk dan lembab. Cipratan sungai kecil di atas pegunungan Virunga membasahi semak. Airnya sedingin es. Pegunungan vulkanik ini membentuk perbatasan alami di yang memisahkan Uganda, Rwanda dan Kongo. Di hutan tropis yang lebat di atas pegunungan itulah hidup kawanan terakhir gorila gunung.

Shonshi yang berpunggung perak duduk di bawah pohon eukaliptus. Ia mematahkan ranting dengan tangannya yang besar lalu mengupas kulit kayunya dengan gigi yang tajam. Shonshi diberi nama sesuai nama sungai di gunung itu. Dua tahun lalu tim petugas taman nasional menemukan keluarga gorila di sungai kecil tersebut. Dengan 34 gorila, 13 diantaranya jantan, mereka merupakan kawanan terbesar. Selama ini gorila berusia 25 tahun itu hanya mengenal Benjamin Bahinda, petugas taman nasional yang berseragam hijau. Selama dua tahun terakhir, Bahinda mengunjungi keluarga gorila itu setiap hari agar mereka terbiasa dengan kehadiran manusia.

Gorillas in Uganda
Shonshi, gorilla berusia 25 tahun, belajar untuk terbiasa kepada manusiaFoto: DW

Petugas mencatat, ada 320 gorila di taman nasional wilayah Uganda. Jumlah itu separuh dari total 780 gorila gunung terakhir. Mereka terancam punah. Karena itu perlindungannya sangat penting. Membiasakan gorila terhadap manusia adalah cara untuk melindungi mahluk langka ini, mengingat wisatawan membayar 500 dolar untuk bisa mengamati mereka. Tanpa uang itu, negara seperti Uganda tak bisa membiayai upaya perlindungan.

Aturan perlindungan internasional membatasi wisata gorila. Paling banyak 8 orang boleh mengunjungi hewan itu selama satu jam setiap harinya. Akibat pembatasan itu tiket wisata gorila selalu habis terjual. Karena itu pemerintah memikirkan strategi baru, kata Moses Mapesa, Kepala Dinas Margasatwa. Yaitu, program “Friend a Gorilla”, lewat internet.

"Dengan program ini semua orang di dunia bisa berinteraksi dengan gorila gunung di Uganda, lewat internet. Kamera dan sistem pelacak lokasi akan dipasang di taman nasional agar jutaan orang dapat menyaksikan kehidupan gorila. Kami juga memanfaatkan situs pertemanan Facebook. Untuk berteman dengan gorila, orang membayar satu dolar dan dengan begitu ikut membantu konservasi spesies ini," Moses Mapesa menerangkan.

Lima persen dari dana yang masuk lewat program „Friend a Gorilla“ disalurkan pada masyarakat di sekitar taman nasional. Sekolah dan dan rumah sakit akan dibangun, juga untuk membuktikan kepada manusia tentang pentingnya upaya konservasi. Pemerintah Uganda berharap, kampanye perlindungan yang baru ini dapat mencapai keseimbangan baru antara manusia dan alam, di pegunungan Virunga.

Simone Schlindwein/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid