1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Konflik

Melihat Lebih Dekat Anak-anak Korban Perang di Yaman

23 Maret 2021

Lebih dari 2.300 anak terjebak dalam baku tembak di Yaman selama tiga tahun terakhir, menurut laporan Save the Children.

https://p.dw.com/p/3qzqM
Korban serangan udara Saudi
Anak laki-laki menggotong peti mati seorang anak yang meninggal dalam serangan udara Saudi di Saada, YamanFoto: picture-alliance/Xinhua/M. Mohammed

Berdasarkan data Save the Children, selama tiga tahun terakhir ribuan anak-anak menjadi korban sipil dalam perang Yaman.

"Anak-anak Yaman menjalani hidup mereka seperti mimpi buruk yang mengerikan dan tak berujung selama enam tahun. Anak-anak terus dibunuh dan terluka, hampir setiap hari," kata Direktur Organisasi Save the Children Yaman, Xavier Joubert.

Lebih dari 2.300 anak terperangkap dalam aksi baku tembak antara pemberontak Houthi yang didukung Iran dan pemerintah yang diakui secara internasional dari 2018 hingga 2020. Namun, badan tersebut mengatakan bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.

Tiga anak laki-laki bermain di reruntuhan
Anak-anak bermain di dekat sebuah rumah yang rusak akibat bentrokanFoto: AP

Laporan itu muncul setelah pernyataan UNICEF yang dirilis pada hari Sabtu (20/03), mengatakan bahwa bulan ini saja, delapan anak tewas dan 33 luka-luka.

Organisasi bantuan lainnya menyesalkan penurunan tingkat pendanaan untuk negara yang dilanda perang itu. Dana Save the Children sendiri untuk bantuan anak-anak di Yaman telah turun lebih dari 40% dibandingkan tahun lalu.

Konflik terbuka sejak 2014

Kekerasan yang terus menerus terjadi sejak pemberontak Houthi menguasai ibu kota Sanaa dan membuat pemerintah menyelamatkan diri pada tahun 2014 telah mengakibatkan kebuntuan. Sebuah koalisi yang dipimpin Saudi melakukan intervensi untuk memulihkan kembali kekuasaan pemerintah Yaman.

Infografik konflik Yaman
Infografik peta kekuasaan pemerintah Yaman dan pemberontak Houthi

Amerika Serikat (AS) yang mendukung koalisi Saudi pada saat itu, mendesak Houthi untuk menerima tawaran gencatan senjata yang dibuat pada hari Senin (22/03).

Pemerintahan Biden sangat ingin mengakhiri konflik di Yaman, perubahan kebijakan setelah empat tahun pemerintahan Trump mendukung operasi militer Saudi dalam perang tersebut. Houthi menolak untuk menerima proposal gencatan senjata dan terus berupaya merebut kubu pemerintah Marib, di Yaman tengah.

Jutaan orang butuh bantuan

Perang Yaman telah menewaskan sekitar 130 ribu orang, yang 12.000 di antaranya adalah warga sipil. Jumlah korban tersebut memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, di negara paling miskin di kawasan Timur Tengah.

Banyak rumah sakit rusak akibat serangan udara. Pertempuran darat telah membawa sistem kesehatan ke titik terburuk, dengan lebih dari setengah fasilitas kesehatan ditutup dan hanya sebagian yang berfungsi, menurut Save the Children.

"Sekitar 20,7 juta orang Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan," kata Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB, menambahkan "hanya untuk memberi Anda beberapa konteks, saya pikir ada 28 atau 29 juta orang yang tinggal di Yaman."

ha/vlz (AP)