1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Maskapai Penerbangan Tuntut Uang Ganti Rugi Kepada Airbus

4 Oktober 2006

Sejumlah maskapai penerbangan yang telah memesan pesawat superjumbo A-380 menuntut uang ganti rugi kepada Airbus lantaran keterlambatan pengiriman.

https://p.dw.com/p/CPBa
Proses Pembangunan A-380
Proses Pembangunan A-380Foto: AP

Kekecewaan besar harus ditanggung oleh maskapai penerbangan Singapore Airlines setelah Airbus kembali menangguhkan pengiriman pesawat superjumbo A-380. Singapore Airlines seharusnya menerima pesawat tersebut pada bulan Desember.

Airbus sendiri mengundurkan waktu pengiriman untuk Singapore Airlines yang sebelumnya akhir tahun ini menjadi Oktober tahun 2007. Demikian ujar Stephen Forsaw, juru bicara Singapore Airlines.

Seluruhnya terdapat 19 pesawat tipe A-380 yang dipesan Singapore Airlines. Pesanan tersebut diperkirakan bernilai sebesar 6 miliar Dollar atau sekitar 54 triliyun Rupiah . Namun maskapai penerbangan milik singapur tersebut menuntut uang ganti rugi atas keterlambatan pengiriman oleh Airbus. Dikatakan oleh juru bicara Stephen Forsaw:

Forsaw: “Kami telah memiliki kesepakatan dengan Airbus, bahwa akan ada uang ganti rugi jika pengirimannya tertunda. Saya tidak yakin hal itu akan menimbulkan masalah. Tapi kami juga memiliki kesepakatan tentang kerahasiaan. Maka kami hanya bisa membicarakan hal tersebut dengan pihak Airbus.”

Masalah terbesar yang harus dihadapi Singapore Airlines sebenarnya adalah keterbatasan kapasitas. Menurut rencana, pesawat Airbus A-380 yang mampu memuat 550 penumpang itu akan mulai digunakan pada bulan Desember untuk melayani jalur antara Singapura-Eropa dan Australia. Kini, pihak manajemen maskapai terpaksa melirik saingan Airbus asal Amerika, Boeing. Kembali Stpehen Forsaw,

Forsaw: “Bulan November nanti kami akan kedatangan pesawat terbaru dari Boeing jenis 777-300. Saya berharap, dengan datangnya pesawat ini, kami dapat menutup celah keterbatasan kapasitas. Akan tetapi masalah itu pun belum sepenuhnya terselesaikan. Kami masih harus bekerja keras berminggu-minggu untuk mengatasinya.”

Tidak hanya Singapore Airlines, maskapai penerbangan Australia, Qantas pun dibuat ketar-ketir dengan keterlambatan pengiriman tersebut. Qantas telah memesan sebanyak 12 pesawat A-380 kepada Airbus. Namun kini Qantas terpaksa menggunakan lebih lama armada Boeing 747–nya yang sudah uzur. Meskipun demikian, Qantas tetap akan berpegang kepada kesepakatan yang telah dibuat dengan Airbus. Tapi, sebagaimana juga Singapore Airlines, dengan uang ganti rugi yang sesuai. Kepala bidang keuangan Qantas, Peter Gregg mengatakan,

Gregg: “Akan ada uang kompensasi seperti yang tertera dalam kesepakatan dengan Airbus. Akan tetapi kami masih harus mengadakan beberapa perundingan dengan mereka. Masalah ini belum akan selesai.”

Setidaknya Qantas tidak harus menghadapi masalah keterbatasan kapasitas. Meskipun demikian, keterlambatan itu mencoreng nama Qantas lantaran maskapai tersebut sudah mengembar-gemborkan perbaikan layanan kepada para penumpang dengan membeli Airbus A-380.