1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Malaysia Deportasi Simpatisan Gulen ke Turki

12 Mei 2017

Pemerintah Malaysia dinilai tunduk pada tekanan Turki setelah mendeportasi tiga pria yang diduga simpatisan gerakan Fethullan Gulen. Organisasi HAM mengkhawatirkan ketiga pria akan mengalami presekusi

https://p.dw.com/p/2cq24
Türkei Erdoganunterstützer in Istanbul gegen Fethullah Gülen
Gambar Fethullah Gulen yang dibakar pendukung Presiden Recep Tayyip ErdoganFoto: Getty Images/AFP/O. Kose

Pemerintah Malaysia mendeportasi tiga warga negara Turki yang diduga simpatisan Fethullah Gulen, tokoh agama Turki yang mengasingkan diri di Amerika Serikat dan dituding bertanggungjawab mendalangi kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Kepala Kepolisian Nasional, Khalid Abu Bakar, menulis, ketiga pria tersebut "telah dideportasi ke Ankara" pada Kamis (11/5) malam. Organisasi HAM mengritik Malaysia karena dianggap tunduk pada tekanan Turki.

Turgay Karaman dan Ishal Aslan ditangkap pekan lalu dengan menggunakan Undang-undang Keamanan Dalam Negeri yang memungkinkan polisi menahan warga selama 28 hari tanpa pengadilan. Dua hari berselang polisi juga menangkap akademisi Turki Ismet Ozcelik. "Investigasi kepolisian menunjukkan mereka terlibat dalam aktivitas Fethullah Terror Organisation dan menjadi buronan di Turki," kata Khalid dalam sebuah pernyataan.

Ia mengklaim dokumen perjalanan milik ketiga pria tersebut sudah dibekukan oleh Turki sehingga mereka dikategorikan sebagai imigran ilegal di Malaysia. Namun organisasi HAM mengkhawatirkan Kuala Lumpur lebih mengutamakan hubungan baik dengan Turki ketimbang melindungi Hak Azasi Manusia.

Kantor HAM PBB untuk Asia Tenggara pekan lalu sudah mendesak Malaysia untuk tidak mendeportasi ketiga pria tersebut.

Otoritas Turki bersikeras kudeta yang gagal tahun lalu didalangi oleh Fetuhllah Gulen dan organisasinya (FETO). Sejak itu Ankara menekan negara-negara lain agar memulangkan simpatisan FETO untuk diadili di Turki. Hampir semua negara Eropa Barat menolak desakan Ankara lantaran khawatir atas pelanggaran Hak Azasi Manusia.

Jerman bahkan membentuk komisi khusus yang bertugas melindungi warga Turki yang menjadi buronan pemerintah untuk alasan politik.

rzn/ap (afp,dpa)