1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Macron: Hubungan Jerman-Prancis 'Sangat Diperlukan’

27 Mei 2024

Kunjungan kenegaraan Macron ini adalah yang pertama dalam 25 tahun terakhir sejak Presiden Prancis sebelumnya ke Jerman, dan terjadi di tengah tantangan yang dihadapi oleh dua negara terkuat di Eropa tersebut.

https://p.dw.com/p/4gJH6
Kunjungan Kenegaraan Presiden Prancis Macron ke Jerman
Macron tiba di Jerman dalam kunjungan kenegaraan selama tiga hariFoto: Michael Kappeler/dpa/picture alliance

Presiden Prancis Emmanuel Macron memulai kunjungan kenegaraannya selama tiga hari di Jerman pada hari Minggu (26/05), kunjungan pertama dalam 25 tahun terakhir yang dilakukan oleh seorang presiden Prancis.

Kunjungan kenegaraan ini atas undangan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, menandai sebuah upaya "menyoroti hubungan unik antara kedua negara," kata kantor Steinmeier.

Macron memulai perjalanan kenegaraannya di ibu kota Jerman, Berlin. 

Macron: Jerman dan Prancis 'bergerak maju' 

Tak lama setelah mendarat di Berlin, Macron mengatakan bahwa kemitraan antara Jerman dan Prancis ini "sangat diperlukan" bagi Eropa.

"Hubungan Prancis-Jerman sangat diperlukan dan penting bagi Eropa,” katanya.

"Kita harus menghadapi keinginan imperialis di Eropa... hal ini berarti meningkatkan hubungan Prancis-Jerman," ujar Macron, mengacu pada invasi Rusia ke Ukraina. 

Macron menolak klaim bahwa hubungan antara kedua negara ini mulai tegang. "Itu tidak benar. Kami terus bergerak maju," jelasnya.

Steinmeier juga mengatakan bahwa meski ada perbedaan pandangan, Berlin dan Paris selalu "mencapai kesepakatan pada akhirnya.” 

"Jika Jerman dan Prancis sepakat, maka masih banyak yang bisa dicapai di Eropa,” ungkapnya. 

Kunjungan Kenegaraan Presiden Prancis Macron ke Jerman
Macron dan Steinmeier menekankan pentingnya kemitraan Prancis-JermanFoto: Christian Mang/REUTERS

Macron memperingatkan adanya pertumbuhan "otoritarianisme” yang mengacu pada jajak pendapat bahwa partai-partai sayap kanan telah mengumpulkan dukungan yang lebih besar dalam pemilihan parlemen Uni Eropa mendatang. 

Dia mengatakan kalau saja sayap kanan berkuasa di Eropa dalam beberapa tahun terakhir, "sejarah tidak akan sama,” mengacu pada krisis seperti pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina. 

"Kita membutuhkan aliansi demokrat di Eropa,” kata Steinmeier. 

Macron berkeliling Jerman 

Kedua pemimpin tersebut akan melakukan perjalanan ke beberapa daerah di Jerman, tetapi pada hari Minggu (26/05) mereka terlebih dahulu menghadiri Perayaan Demokrasi, menandai 75 tahun Undang-Undang Dasar Konstitusi Demokratis yang diadopsi di Jerman Barat, setelah Perang Dunia II.

Macron disambut dengan penghormatan militer di Schloss Bellevue, Berlin.

Menurut kantor Steinmeier, hari kedua dan ketiga kunjungan Macron akan mencakup kunjungannya di Dresden dan Münster. 

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Fokus kunjungan itu ada pada tantangan bersama "di mana Prancis dan Jerman dapat menemukan jawaban untuk Eropa," ungkap pernyataan dari kantor Steinmeier, seraya menambahkan bahwa selama kunjungan ini, para pemimpin juga akan merayakan integrasi Eropa. 

Peran Steinmeier sebagian besar bersifat seremonial dan meskipun presiden-presiden Jerman hanya memiliki sedikit kekuasaan eksekutif, mereka bercita-cita untuk menjadi otoritas moral di atas politik sehari-hari. 

Prancis dan Jerman tidak sepakat perihal Ukraina dan otonomi strategis 

Prancis dan Jerman telah menunjukkan ketidaksepakatan dalam sejumlah isu, termasuk beda pandangan pada perang di Ukraina. 

Awal tahun ini, Macron mengatakan Prancis tidak menutup kemungkinan untuk mengirimkan pasukan demi mendukung Ukraina, yang memicu tanggapan kritis dari Kanselir Jerman Olaf Scholz. 

Paris juga menekankan keinginannya untuk membangun otonomi strategis bagi Uni Eropa yang akan membuat blok ini tidak terlalu bergantung pada Amerika Serikat (AS). Prancis menyatakan keprihatinannya atas keputusan Jerman untuk membeli sebagian besar peralatan yang diproduksi AS untuk alat pertahanan udara bagi Uni Eropa, Inisiatif Perisai Langit Eropa. 

Kunjungan kenegaraan Macron ini dilakukan dua minggu sebelum pemilihan umum Eropa, dengan jajak pendapat menunjukkan bahwa koalisi Macron sedikit tertinggal di belakang Partai National Rally yang berhaluan kanan-jauh.

National Rally baru-baru ini pecah kongsi dengan partai ultra kanan AfD, imbas dari komentar yang dilontarkan oleh kandidat AfD Maximilian Krah tentang pasukan paramiliter SS Nazi. 

kp/ha (AFP, dpa)