1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sejarah

Lonceng Hitler Akan Kembali Berdentang di Jerman

27 Februari 2018

Anggota dewan di Herxheim am Berg lewat pemungutan suara memutuskan untuk menyimpan lonceng era Nazi yang kontroversial. Beberapa warga khawatir lonceng gereja ini bisa menjadi daya tarik bagi kelompok sayap kanan.

https://p.dw.com/p/2tO36
Bronzeglocke mit Hakenkreuz
Foto: picture alliance/dpa/U. Anspach

Dalam sebuah pemungutan suara pada hari Senin (26/02/18) malam, dewan lokal sebuah desa kecil di Jerman barat daya memutuskan untuk mempertahankan lonceng era gereja Nazi - lengkap dengan tulisan sembolan nasionalisme "Alles für Vaterland - Adolf Hitler".

Anggota dewan di Herxheim am Berg, 50 kilometer (barat laut) barat laut Heidelberg, mengatakan lonceng dengan swastika ini diharapkan menjadi dorongan rekonsiliasi dan peringatan akan kekerasan dan ketidakadilan.

Dewan menolak himbauan beberapa warga agar lonceng tersebut dibongkar, dan juga menolak tawaran dari gereja Protestan setempat untuk menanggung biaya pemasangan lonceng baru.

Lonceng perunggu yang kontroversial ini tergantung di gereja tersebut sejak 1934. Keberadaannya baru diketahui saat mantan pemain organ gereja, Sigrid Peters, mengeluhkan tentang peninggalan era Nazi tersebut.

"Tidak mungkin seorang bayi dibaptis dan lonceng bertuliskan ‘Semuanya untuk tanah air‘, berdentang," dikatakan Sigrid Peters kepada kantor berita DPA pertengahan tahun lalu.

Ia juga merasa terganggu dengan situasi ini, mengingat setiap tahunnya banyak pasangan di sekitar negara bagian Rhineland-Pfalz yang melakukan upacara pernikahan di gereja yang indah ini. "Mereka sama sekali tidak tahu akan keberadaan lonceng ini," kata Peters.

Lonceng Nazi ini memicu perdebatan sengit tentang bagaimana langkah Jerman berurusan dengan simbol dari era Nazi. Banyak penduduk khawatir lonceng perunggu ini akan merusak reputasi gereja, atau keberadaannya akan mendorong kelompok neo-Nazi untuk datang ke desa tersebut. Sementara pihak lain mengkhawatirkan, jika lonceng dibongkar maka berarti sejarah kota akan ditutup-tutupi.

Debat lonceng ini tersebut semakin memanas ketika walikota kota Roland Becker menyatakan bahwa tidak selama era Nazi tidak semuanya buruk. Pernyataan ini telah memaksa Roland Becker untuk mengundurkan diri.

Pejabat setempat memerintahkan penilaian dari pihak independen untuk membantu anggota dewan dalam membuat keputusan tentang hal ini. Sebelum pemungutan suara, disimpulkan bahwa bahwa lonceng tersebut harus diklasifikasikan sebagai monumen yang harus dipindahkan ke museum atau tetap disimpan di menara gereja.

Dewan memutuskan bahwa lonceng itu akan dioperasikan kembali, dan sebuah plakat terpampang di dinding di gereja menceritakan sejarah lonceng ini.

Beberapa bulan sebelum keputusan hari Senin kemarin, gereja tersebut memutuskan untuk tidak membunyikan lonceng itu, dan mengoperasikan dua lonceng lainnya yang tidak memiliki motif Nazi.

Menjelang pemungutan suara, Walikota Georg Welker secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap lonceng ini. Bulan lalu, ia mengatakan kepada lembaga penyiaran ARD bahwa dentangan lonceng ini merupakan satu cara yang penting untuk mengingat korban rezim Nazi.

Nik Martin/dpa (yf/hp)