1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ledakan Ganda Guncang Ibukota Suriah

23 Desember 2011

Sedikitnya 40 orang tewas dan 150 cedera dalam dua serangan bunuh diri terhadap dua dinas keamanan pemerintah di Damaskus, ibukota Suriah hari Jumat (23/12).

https://p.dw.com/p/13YgP
epa03041647 A handout photo made available by the Syrian Arab News Agency (SANA) shows Syrian security members inspecting the wreckage of a car at the site of a suicide attack in Damascus, Syria, 23 December 2011. Media reports said at least 30 people were killed when two suicide bombers blew up their cars outside two security offices in the Syrian capital Damascus on 23 December. According to SANA, the first blast targeted State Security Directorate and the other against a Security Branch in Damascus. EPA/SANA/HANDOUT HANDOUT EDITORIAL USE ONLY/NO SALES
Serangan di DamaskusFoto: Picture-Alliance/dpa

Dua serangan maut hari Jumat itu terjadi di kawasan Jfar Suseh. Menurut seorang saksi mata, seorang pelaku bunuh diri yang mengendarai mobil dengan bahan peledak berupaya masuk ke lahan kantor dinas intelijen. Tidak lama setelah itu, sebuah bom mobil lainnya dilaporkan meledak di dekat sebuah bangunan yang digunakan oleh aparat keamanan Suriah. Televisi pemerintah melaporkan, menurut pemeriksaan pertama, dalang dibelakan serangan adalah jaringan teror Al Qaida. Kepala dinas intelijen, Rustom Ghasali juga tidak menepis kemungkinan serangan berikutnya.

Sementara itu, kelompok Syiah Hisbollah di Libanon yang beraliansi dengan Suriah, menuduh Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas serangan itu. Amerika dituding sebagai "tanah air terorisme". Demikian tercantum dalam pernyataan Hisbollah. Sedangkan Presiden Libanon Michel Suleiman melalui pembicaraan telepon dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mengutuk  "serangan-serangan teror" itu.

Sedangkan kelompok oposisi Syrian National Council SNC menuduh rejim Suriah sendiri yang langsung bertanggung jawab atas kedua serangan bom. Selanjutnya ditambahkan bahwa pemerintah Suriah ingin memberikan kesan kepada dunia luar bahwa negeri itu terancam bahaya dari luar dan bukan revolusi rakyat yang menuntut kebebasan dan martabat. Demikian tercantum dalam pernyataan SNC.

People stand at the site of a suicide bombing in Damascus, Syria, Friday, Dec. 23, 2011. A Syrian military official says the death toll from twin suicide car bombings in Damascus is now more dozens. The military official says more than a hundred people were wounded in the explosions targeting security and intelligence headquarters in the Syrian capital. (Foto:Muzaffar Salman/AP/dapd)
Lokasi serangan bom bunuh diri di DamaskusFoto: dapd

Sebelas orang tewas terbunuh

Kedua serangan tersebut merupakan yang pertama di Suriah sejak sekitar 25 tahun terakhir, dan terjadi ketika sebuah tim awal dari Liga Arab tiba di negeri itu untuk mempersiapkan tugas misi pengamat yang akan dikirimkan. Pemimpin delegasi, Samir Seif al Jasal mengatakan: "Kami akan melanjutkan tugas kami." Mereka telah melakukan pembicaraan dengan berbagai pihak hari Jumat /23/12), tambah Samir.

Hari Sabtu (24/12) dijadwalkan pertemuan dengan Menlu Walid Muallem. Tim pengamat pertama berjumlah antara 30 hingga 50 orang, akan tiba hari Minggu (25/12) di Suriah. Seorang jurubicara kementrian luar negeri Amerika mengatakan, serangan-serangan tersebut tidak boleh menghalangi misi pengamat.

Sementara itu, kekerasan terhadap pemrotes rezim masih tetap berlanjut. Menurut para pengamat HAM Suriah yang berkedudukan di London, sebelas orang tewas pada hari Jumat (23/12). Delapan terbunuh di Homs, dua di Hama, Suriah Utara, dan satu orang di dekat Damaskus.

Syrian and Russian presidents, Bashar Assad and Dmitry Medvedev,left, speak during a press conference held in Damascus, Syria on 11 May 2010. Medvedev flew in on a two-day visit to discuss rising tension between Syria and Israel on the heels of Israel's accusations against Damascus of arming the Lebanese Hezbollah with Scud missiles. The visit coincided with new Israeli war threats against both Syria and Iran EPA/YOUSSEF BADAWI +++(c) dpa - Bildfunk+++
Presiden Rusia, Medvedev di DamaskusFoto: picture-alliance/dpa

Oposisi khawatir rezim mendapai "lisensi untuk membunuh"

Dalam kompromi dengan Liga Arab, Suriah mengijinkan pengamat Arab masuk ke negerinya. Namun aktivis khawatir bahwa misi itu akan mencegah tindakan yang lebih keras terhadap pimpinan di Damaskus dan memberikan kepada mereka "lisensi untuk membunuh". Oposisi Suriah menuntut agar Dewan Keamanan PBB yang turun tangan.

Sedangkan dalam DK PBB, pertikaian antara negara-negara Barat dan Rusia menyangkut kekerasan di Suriah, semakin meningkat. Dalam sidang Dewan Keamanan hari Kamis (22/12), dubes Rusia untuk PBB, Witali Tshurkin kembali menuntut dilakukannya pemeriksaan terhadap tewasnya warga sipil pada operasi militer NATO di Libya.

Moskow dianggap sebagai sekutu Assad. Dalam DK, Rusia dan Cina memblokir upaya mengeluarkan resolusi terhadap Suriah. Pada pekan-pekan lalu Rusia tanpa terduga mengajukan rancangan resolusi yang mengutuk kekerasan "semua pihak" di Suriah. Namun bagi negara-negara barat rancangan itu kurang keras.

Christa Saloh-Foerster/afpd/dpa/rtre

Editor: Ayu Purwaningsih