1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Pendidikan

Setengah Imigran Gagal Ujian Bahasa Jerman

30 April 2018

Satu dari dua migran di Jerman tidak lulus saat mengikuti ujian bahasa pada akhir kursus integrasi, demikian laporan surat kabar Jerman. Absensi jadi salah satu faktor penyebab rendahnya angka kelulusan siswa.

https://p.dw.com/p/2wv1J
Deutschkurs für Asylbewerber
Foto: picture-alliance/dpa

Lebih dari setengah pengungsi atau imigran di Jerman tidak bisa lulus ujian bahasa tingkat mendasar di akhir kursus integrasi yang ditawarkan bagi pendatang baru, demikian laporan surat kabar yang mengutip sumbernya dari Badan Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF).

Harian Frankfurter Allgeimene Sonntagszeitung (FAS) menyebutkan pada tahun 2017 ada sekitar 339.578 orang yang mengikuti kursus integrasi untuk pertama kalinya, di mana hanya 289,751 orang saja yang akhirnya mengikuti ujian akhir bahasa Jerman.

Dari angka tersebut hanya 48,7 persen yang berhasil mencapai tingkat B1 - standar yang menjadi acuan penguasaan bahasa di Eropa – sesuai prasyarat yang ditetapkan. Lebih lanjut, surat kabar tersebut mencantumkan hanya 40 persen yang dapat mencapai tingkat paling rendah yakni A2, sementara sisanya bahkan tak mampu mencapai standar tersebut.

Standar ini mengukur kemampuan peserta yang diharapkan dapat memahami percakapan bahasa Jerman yang diucapkan secara lambat, mampu berbicara dengan bahasa Jerman yang sederhana dan memahami informasi tertulis yang dipakai sehari-hari.

Kesenjangan pengalaman belajar

BAMF menyebutkan bahwa beberapa faktor penyebab tingginya angka kegagalan peserta kursus di antaranya karena alasan sakit, mendapat pekerjaan atau pindah tempat tinggal sehingga tidak dapat mengikuti kursus tersebut hingga akhir.

Laporan tersebut juga mengutip pernyataan dari salah satu direktur insitut pendidikan yang menyediakan kursus bahasa bagi orang dewasa, yang menyebutkan banyak pengungsi yang masih trauma akibat masa lalu mereka, sementara ada juga yang tidak memahami pentingnya ‘budaya belajar', karena tidak pernah duduk di bangku sekolah di negara asal mereka.

FAS juga mengutip sebuah laporan milik Biro Audit Federal yang menyebutkan banyak pengungsi gagal memenuhi jumlah jam pelajaran sesuai ketetapan Badan Ketenagakerjaan Federal. BAMF tidak memberi penjelasan lebih lanjut seberapa sering pengawasan atas peraturan tersebut dilakukan dan juga tidak memberikan informasi yang terverifikasi mengenai angka kehadiran yang dimaksudkan.

Menilik budaya Jerman

Kursus integrasi biasanya berlangsung selama enam bulan, dibagi atas dua tahapan: kurus bahasa yang yang terdiri dari 600 jam pelajaran, dan kursus selanjutnya bertujuan untuk membekali para peserta agar lebih memahami budaya, sejarah, sistem hukum dan nilai-nilai yang berlaku di Jerman.

Kursus itu ditawarkan bagi yang orang tidak berkewarganegaraan Jerman dan berencana untuk menetap secara permanen, termasuk migran dari negara di Uni Eropa maupun pengungsi. Umumnya warga berlatar belakang pengungsi yang lebih diharapkan untuk mengikuti kursus tersebut.

Jika berhasil lulus dari kedua kursus itu, maka peserta akan mendapat sertifikat kursus integrasi.