1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Larangan Blackberry di Uni Emirat Arab

4 Agustus 2010

Bagi penggunanya, blackberry justru populer karena memungkinkan pengiriman e-mail melalui handphone secara aman. Ini justru membuat gerah sejumlah pemerintahan di berbagai negara. Selain Cina juga negara-negara Teluk.

https://p.dw.com/p/Oc5T
Mulai 1 Agustus 2010 Uni Emirat Arab larang penggunaan blackberry di kawasan tersebut, atas alasan keamananFoto: AP


Uni Emirat Arab bukanlah negara pertama yang merasa terganggu dengan adanya Blackberry. April lalu Bahrain telah memperingatkan warganya dalam saling bertukar informasi mengenai tema nasional dengan bantuan alat komunikasi tersebut.

Namun Uni Emirat Arab adalah negara pertama di kawasan Teluk yang akan memblokir salah satu jasa pelayanan komunikasi mulai Oktober mendatang, dengan alasan keamanan nasional. Negara-negara lain di kawasan itu juga menyampaikan argumen senada terhadap alat telekomunikasi canggih tersebut. Antara lain Arab Saudi yang sudah mulai melarang Blackberry pekan ini juga serta Kuwait yang mengantisipasi penyebaran tawaran jaringan porno lewat Blackberry.

Di negara-negara Emirat Arab dan di negara manapun, badan pengawasan untuk telekomunikasi menghadapi kenyataan bahwa komunikasi elektronik melalui messenger atau e-mail pada blackberry dihubungkan langsung dengan sebuah server di luar negeri.

Karena pihak berwenang dengan alasan kecurigaan aksi kriminal atau teroris tidak memiliki daya jangkau pengawasan dalam bentuk komunikasi seperti ini, maka keamanan nasional terancam. Demikian alasan resmi Uni Emirat Arab untuk aksi anti blackbery, yang membuat seluruh kawasan itu menjadi sorotan perhatian.

Abdoullah Al-Moutawe, seorang wartawan di Uni Emirat Arab mejelaskan

"Keputusan melarang blackberry diambil setelah perundingan antara negara dan produsen blackberrry Research in Motion gagal. Seperti negara-negara Teluk lainnya Uni Emirat Arab hanya meminta hak untuk melihat ke sistim komunikasi yang dikirimkan dari negara-negara itu ke luar negeri. Amerika Serikat dan Inggris memiliki hak tersebut, mengapa kami di negara-negara Teluk tidak?"

Sebaliknya organisasi Reporter Lintas Batas memperkirakan adanya serangan terhadap kebebasan pers di balik larangan penggunaan blackberry. Organisasi itu baru-baru ini mengkritik penangkapan sejumlah pengguna blackberry di Uni Emirat Arab. Mereka tampaknya berusaha mengorganisir pertemuan untuk aksi protes menentang naiknya harga bensin dengan bantuan blackberry. Pimpinan organisasi itu Gilles Lordet

„Di kawasan Teluk, Blackberry kebanyakan digunakan oleh warga muda dan pebisnis untuk saling bertukar info tentang tema-tema sosial dan ekonomi. Oleh sebab itu dari pandangan kami Blackberry bukan bahaya untuk keamanan nasional. Pemerintahan di sana tidak terbiasa menghadapi kritik, seperti yang baru-baru ini terjadi di Uni Emirat Arab akibat naiknya harga bensin."

Dari pandangan reporter tanpa batas, pembatasan penggunaan blackberry merupakan pukulan bagi kebebasan pers

Lordet: „Kami menyesalkan pelarangan blackberry di Uni Emirat Arab. Meski demikian keputusan ini tidak mengejutkan karena pejabat di sana sudah memperingatkannya sejak beberapa bulan. Keputusan semacam itu adalah kemunduran, apalagi atas latar belakang apa yang sudah berhasil diraih Uni Emirat Arab dalam beberapa waktu terakhir."

Keputusan itu juga akan berdampak di bidang ekonomi. Banyak perusahaan memandang penggunaan blackberry dewasa ini tidak dapat dikesampingkan. Pelarangan blackbery dapat mengejutkan investor, demikian pendapat para pakar.

Hicham Driouich/Dyan Kostermans

Editor: Asril Ridwan