1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Laporan Rahasia Praktik Interogasi Keras CIA

24 Agustus 2009

Pada tahun 2004 CIA sudah mengeluarkan laporan internal yang kritis mengenai praktik interogasi dinas rahasia AS itu. Laporan CIA tersebut baru disampaikan kepada masyarakat umum hari Senin sore (24/08) waktu setempat.

https://p.dw.com/p/JHBW
Logo Central Intelligence Agency CIA

Dinas rahasia Amerika Serikat CIA sebenarnya tidak ingin mempublikasikan laporan rahasia itu secara suka rela. Seorang hakim di New York memutuskan agar CIA membeberkannya setelah sebuah kelompok pegiat hak warga sipil mengadukan kasus itu ke pengadilan. Namun masyarakat umum tidak akan mendapatkan naskah aslinya melainkan hanya versi ringkasan CIA. Pasalnya, laporan yang ditulis oleh bekas Inspektur Jenderal CIA tahun 2004 itu memuat informasi-informasi yang dinilai sangat rahasia untuk dipublikasikan secara umum. Laporan ini diduga tidak akan menyebabkan sebuah skandal mengingat masyarakat umum sudah mengetahui banyak tentang praktik interogasi CIA di bawah pemerintahan George W. Bush. Meskipun demikian, laporan itu memberikan informasi yang lebih dalam bagaimana CIA memeriksa para tersangka.

Media AS melaporkan, dalam interogasi si tersangka menghadapi situasi seakan-akan mereka akan dieksekusi dan para tahanan diancam dengan senjata. Dalam laporan itu berulang kali muncul nama Abdel Rahim al-Nashiri. Warga Arab Saudi itu dianggap sebagai salah seorang dalang serangan teror terhadap kapal perang AS "USS Cole" tahun 2000 di Yaman yang menewaskan 17 marinir AS. Al-Nashiri ditahan di kamp Guantanamo sejak tahun 2006. Sebelumnya ia meringkuk di salah satu penjara rahasia CIA. Di situ ia diduga mengalami interogasi dengan cara keras. Menurut laporan CIA, saat interogasi dilakukan, di sel sebelah dilepaskan tembakan agar Al-Nashiri mengira, seorang tahanan baru saja ditembak mati dan karena itu ia sekarang harus buka mulut.

Menschenrechtsaktivisten gegen Waterboarding
Kelompok HAM AS simulasi "waterboarding" di Washington (06.11.2007)Foto: picture-alliance/ dpa

Mesin bor dan senjata

Pada hari-hari lainnya tahun 2002, anggota CIA membawa mesin bor listrik dan sebuah senjata ke ruang interogasi. Mesin bor itu dijalankan, didekatkan ke tubuh tahanan dan senjata diayun-ayunkan untuk menimbulkan kesan bahwa tahanan itu akan dibunuh. Pada tahun-tahun saat maraknya perang anti teror, praktik interogasi keras memang diizinkan, termasuk yang dinamakan "waterboarding" yang mesimulasi seakan tahanan akan ditenggelamkan. Tetapi UU yang berlaku melarang mengancam tahanan dengan senjata serta mengancam tahanan yang sebentar lagi menghadapi eksekusi hukuman mati.

Karena itu, agen CIA yang melakukan ancaman dengan senjata itu segera dipanggil ke kantor pusat dan mendapat hukuman disiplinaris. Kasus itu dibawa ke Departemen Kehakiman AS, namun diputuskan untuk tidak mengadilinya. Tidak diketahui apa alasan keputusan itu. Setelah kasus-kasus itu, Inspektur Jenderal CIA ditugaskan untuk membuat laporan mengenai praktik interogasi dinas rahasia AS itu. Menurut laporan media, Inspektur Jenderal mengkritik pedas praktik yang digunakan itu. Berita mengenai penilaiannya terhadap metode itu masih berlawanan. Ada laporan media yang mengatakan, metode itu tidak ada manfaatnya. Sedangkan media lainnya menulis, melalui program itu banyak informasi yang dikorek dari tahanan.

Eric Holder Bildergalerie Kabinett
Eric HolderFoto: AP

Manfaat praktik interogasi keras kembali diperdebatkan

Isu inilah yang nantinya mewarnai perdebatan politik di AS. Apakah praktik interogasi semacam itu ada manfaatnya? Senin sore (24/08) waktu setempat, laporan dan sejumlah dokumen CIA lainnya akan dibeberkan. Majalah "Newsweek" melaporkan, baik penentang maupun pendukung praktik tersebut akan mengutarakan argumentasinya.

Bila perdebatan mengenai metode interogasi CIA kembali marak, pandangan terutama akan disorotkan kepada Menteri Kehakiman AS Eric Holder. Saat ini ia mempertimbangkan untuk menugaskan seorang penyidik khusus untuk memeriksa praktik CIA itu. Keputusan mengenainya diduga akan diambil pekan ini. Jika Holder memutuskan akan melakukan penyidikan khusus, ini akan bertentangan dengan keinginan Presiden Barack Obama. Obama berulang kali menegaskan, lebih baik melihat ke depan ketimbang ke belakang.

Sabine Müller/Christa Saloh

Editor: Hendra Pasuhuk