1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Langka Akibat Aksi Borong, Plastik Daur Ulang Jadi Masker

24 Maret 2020

Masker di Thailand langka, namun para biksu dan relawan tidak kehilangan akal. Mereka menenun serat sintetis yang diekstraksi dari plastik dicampur kapas hingga menjadi masker.

https://p.dw.com/p/3ZvEE
Thailand Coronavirus Gesichtsmasken aus recyceltem Plastik
Foto: Getty Images/AFP/L. Suwanrumpha

Seorang biksu Buddha di Thailand memutuskan untuk membuat sendiri masker pelindung setelah kesulitan menemukannya. Sebagai sentuhan akhir, ia menyulamkan kalimat doa di masker oranye yang ia pakai, memohon "akhir dari penderitaan" yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 yang kini telah menjadi pandemi.

Kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di Thailand termasuk salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara. Selama akhir pekan lalu yaitu tanggal 21-22 Maret, infeksi di Thailand meningkat dua kali lipat menjadi 721 kasus.

Kuil Chak Daeng terkenal dengan kampanye lingkungan yang dipimpin oleh kepala biaranya. Kuil ini telah memproduksi sendiri jubah biksu dengan menggunakan 15 ton botol plastik yang mereka terima setiap bulannya. Para biarawan dan dan relawan kemudian menenun serat sintetis yang diekstraksi dari plastik tersebut. Serat kemudian dicampur dengan kapas sebelum diolah menjadi kain yang akhirnya diberi warna oranye, khas jubah pendeta Buddha.

masker, corona, biksu, thailang
Masker corona buatan para biksu yang disertai ungkapan doaFoto: Getty Images/AFP/L. Suwanrumpha

Diperkuat lapisan pelindung ekstra dan untaian doa

Tidak hanya membuat jubah, Biksu Abbas Pranom Dhammalangkaro pada bulan lalu mulai membuat masker untuk melindungi orang-orang yang tidak kebagian masker karena habis akibat diborong. Lapisan filter tambahan dijahitkan pada lapisan dalam yang dimaksudkan sebagai perlindungan ekstra dari potensi terkena cairan yang mengandung virus.

Untuk tambahan ketenangan pikiran, ‘master azimat' bernama Wat Chak Daeng juga dapat menuliskan tambahan doa-doa umat Budha di masker itu. Ia menyarankan doa yang berbunyi kurang lebih seperti: "mengetahui permasalahan adalah cara untuk mengakhiri penderitaan."

biksu, Thailand, masker corona
Di Thailand, para bhiksu masih memainkan peran penting dalam kehidupan sosialFoto: Getty Images/AFP/L. Suwanrumpha

Banyak umat Buddha percaya bahwa menemukan sumber permasalahan dapat menempatkan seseorang pada jalan menuju pencerahan, tetapi Biksu Abbas Pranom mengakui bahwa doa tidak akan perpengaruh sama bagi semua orang. "Bagi mereka yang tidak percaya pada hal semacam ini, itu tidak akan ada bedanya." Setelah terjadinya aksi borong yang dipicu kepanikan di ibu kota Thailand, Biksu  Abbas Pranom pun memohon agar warga Thailand mematuhi ajaran Buddha dan tetap ‘eling' agar bisa melalui krisis ini.

Sementara di negara tetangga yaitu Myanmar, para biksu Buddha juga berdoa keras untuk mencoba melindungi negara mereka. Satu kelompok biksu bahkan menaiki balon udara dan mencipratkan ‘air suci' dari atas balon udara untuk melindungi daerah Bagan yang penuh dengan kuil. Myanmar mengklaim masih tidak ada kasus infeksi virus corona di negaranya, namun belakangan berkembang sikap skeptis terkait klaim tersebut. ae/hp (AFP)