1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kurfürstendamm, 125 Tahun Mengukir Sejarah Dunia

5 Mei 2011

Panjangnya 3,5 kilometer, lebarnya 53 meter. Itulah Kurfürstendamm di Berlin. Jalanan paling terkenal di Jerman. Berbagai peristiwa bersejarah terjadi di sepanjang jalan ini dalam 125 tahun terakhir.

https://p.dw.com/p/119dk
Foto: picture-alliance/chris hoffmann

Jalanan kerap menjadi saksi bagi sejarah. Seperti Kurfürstendamm atau yang akrab disebut Ku'damm. Jalanan utama di Berlin. Padahal tidak ada satupun patung orang penting. Sekilas, sejarah tidak terlihat di jalanan. Justru diantara rumah-rumah, pojokan jalan dan alun-alun kecil.

Jika berjalan-jalan melewati salah satu townhouse yang ada, masih terbayang kehidupan mewah warga Yahudi di awal abad ke-20. Tepatnya di tahun 1913, Ku'damm menjadi rumah bagi 120 miliarder yang tinggal di apartemen-apartemen besar. Seperti diungkapkan filsuf Walter Benjamin dalam karyanya "Kenangan Masa Kecil di Berlin".

"Apa kata yang bisa menggambarkan perasaan aman yang dipancarkan gedung-gedung apartemen ini? Penderitaan tidak mendapat tempat di ruangan manapun. Begitu juga dengan kematian."

Kebahagiaan yang tidak berumur panjang. Tahun 1933, era ini berakhir. Saat Nazi datang dan memulai kampanye berdarahnya. Sinagog dibakar, rumah-rumah hancur sepanjang berlangsungnya Perang Dunia II. Salah satu reruntuhan yang masih berdiri hingga sekarang adalah Gereja Kaiser Wilhelm Memorial yang atap menaranya masih dibiarkan hancur.

Ku'damm pada abad ke-16 adalah jalanan bagi kaum bangsawan untuk berkuda dari kota ke tempat berburu. Baru pada tahun 1875, kanselir Jerman pertama, Otto von Bismarck, memerintahkan jalanan tersebut diperlebar. Sejak itu, pertumbuhannya sangat pesat. Bus listrik pertama di dunia mulai beroperasi di Ku'damm. Empat tahun setelah pelebaran jalan, jalur tram pertama diresmikan. Tepatnya pada tanggal 5 Mei 1886, yang sejak itu menjadi tanggal perayaan Ku'damm.

Tokoh Amerika Buffalo Bill yang menciptakan stereotip Wild West, menulis mengenai Ku'damm di tahun 1890, "Jalanan ini terus berubah. Kondominium megah, townhouse, bangunan kayu, perkebunan buah-buahan dan sayuran, lahan kosong sepanjang mata memandang. Kosong, belum terjamah. Mengingatkan kepada suasana di Wild West."

Ku'damm memang memperlihatkan sisi liar di bagian barat Berlin. Kafe Roman menjadi ruang debat bagi kalangan seni Jerman, seperti Berthold Brecht, Erich Kästner dan Max Reinhardt. Di tahun 1922, di jalanan ini juga film bicara pertama di dunia dipertontonkan. Usai Perang Dunia II, atmosfer Ku'damm semakin hidup. Tahun 1945, bioskop dan kafe-kafe jalanan menjamur. Begitu juga dengan parade-parade fesyen yang tersohor hingga ke berbagai penjuru dunia. Festival film internasional Berlinale juga pertama kali digelar tahun 1952 di sepanjang Ku'damm.

Lalu datang Perang Dingin dan tembok yang membagi Berlin menjadi dua. Ku'damm mendapat peran baru. Sebagai arena pameran Berlin Barat yang penuh dengan gedung-gedung megah, toko-toko dan distrik hiburan. Sorotan media terhadap Ku'damm dimanfaatkan rangkaian demonstrasi politik di tahun 60-an. Benno Ohnesorg yang tewas tertembak saat bentrokan terjadi di Kudamm tahun 1962, berbicara dengan media.

"Jalanan tampak seperti medan perang. Sudah terjadi bentrokan antara polisi dengan pengunjuk rasa. Dan sangat disayangkan, hari ini lagi-lagi polisi memberikan kesan gugup. Polisi memukuli demonstran dengan bantuan oknum lain."

Ku'damm kembali menjadi lokasi bersejarah di tahun 1979 saat perayaan kaum gay dan lesbian Christopher Street Day pertama kali digelar. Hingga runtuhnya Tembok Berlin, Ku'damm tetap menjadi jantung hati Berlin. Jalan yang dirindukan siapapun yang meninggalkan Berlin. Begitulah isi lagu mendayu yang dilantunkan Hildegard Knef, "Temui saya di Kurfürstendamm."

"Saya sangat rindu Kurfürstendamm. Dinamika Berlin, kehidupannya dan keriuhan pawai.."

Namun pawai musik Love Parade pertama kali digelar tahun 1989, aliran musik Ku'damm berubah. Pawai diwarnai musik beraliran tekno - musik elektronik. Generasi yang tinggal di sepanjang Ku'damm pun berubah. Milenium baru membawa orang-orang Rusia kaya yang merenovasi kantor-kantor dan butik mahal. Para arsitek membangun gedung-gedung baru yang futuristis. Landmark terbaru Ku'damm adalah hotel mewah Waldorf-Astoria setinggi 118 meter. Simbol kecukupan dana yang mengalir bagi Ku'damm dan warganya. Pengukiran sejarah baru Ku'damm baru saja dimulai.

Kay-Alexander Scholz/Carissa Paramita
Editor: Hendra Pasuhuk