1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikIndia

Kunjungi AS, PM India Narendra Modi Beryoga di Markas PBB

22 Juni 2023

Kunjungan PM India Narendra Modi ke AS dimulai dengan sesi yoga di markas besar PBB di New York. Namun, salah satu tujuan kunjungan Modi adalah menagih janji AS untuk mempermudah visa bagi para pekerja India.

https://p.dw.com/p/4Sudc
Narendra Modi Yoga di markas besar PBB, New York
PM India berpartisipasi dalam sesi yoga saat berada di AS, dalam kunjungan resmi kenegaraan pertamanyaFoto: Jeenah Moon/AP/picture alliance

Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, mengikuti sesi yoga antarnegara di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, sebagai awal dimulainya kunjungan resmi kenegaraannya ke Amerika Serikat (AS).

Sesi hari Rabu (21/06) itu juga bertepatan dengan Hari Yoga Internasional, yang didukung oleh Modi sendiri menjadi sebuah resolusi pada tahun 2014 silam.

Kunjungan resmi kenegaraan pertama Modi ke AS ini memiliki misi penting, salah satunya untuk memperluas kerja sama teknologi dan pertahanan, seiring kedua negara itu tengah berusaha menghadapi ekspansi Cina di wilayah Indo Pasifik dan sekitarnya.

Modi memecahkan rekor dunia

Tikar kuning buatan India dibentangkan di halaman markas besar PBB pada hari Rabu (21/06), di saat orang-orang dari 135 negara tengah mempraktekkan salah satu disiplin kuno asal India tersebut.

"Yoga berarti bersatu. Jadi kedatangan kita bersama adalah ekspresi bentuk lain dari yoga," kata Modi. "Hari ini sungguh luar biasa, dapat melihat seluruh dunia bersatu kembali. Untuk yoga."

Organisasi pemecah rekor dunia, Guinness, mengatakan bahwa sesi yoga pada hari Rabu (21/06) itu telah mencetak rekor baru untuk banyak kebangsaan dalam satu sesi yoga.

Modi telah sering mengaplikasikan yoga sebagai salah satu kekuatan untuk mempromosikan negaranya secara halus, sejak dia berkuasa dari tahun 2014 silam.

Namun, di luar komplek PBB tersebut, sekitar 200 pendukung PM Modi dan 50 pengkritiknya tengah berunjuk rasa, lapor kantor berita AP. Banyak dari para pengkritiknya mengibarkan bendera kuning besar yang merujuk pada Khalistan, yaitu sebuah tanah air yang ingin didirikan oleh para separatis Sikh di India.

Narendra Modi di New York
Salah satu tujuan kunjungan Modi adalah menagih janji AS untuk mempermudah visa bagi para pekerja India.Foto: MIKE SEGAR/REUTERS

AS akan permudah visa bagi pekerja India

Departemen Luar Negeri AS akan segera mengumumkan pada hari Kamis (22/06) bahwa warga India dan pekerja asing lainnya yang memegang visa H-1B, dapat memperbarui visa mereka di AS, tanpa harus melakukan perjalanan ke luar negeri, ujar salah satu sumber. Hal itu merupakan bagian dari program percontohan yang dapat terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.

Sejauh ini, warga negara India merupakan pengguna paling aktif dari program H-1B AS dan merupakan 73% dari hampir 442.000 pekerja visa H-1B, pada tahun 2022 lalu.

"Kita semua menyadari bahwa mobilitas masyarakat kita adalah aset besar bagi negara," kata seorang pejabat AS. "Maka tujuan kami adalah untuk melakukan pendekatan dengan cara yang beragam. Departemen Luar Negeri telah bekerja sangat keras untuk menemukan cara-cara kreatif dalam melakukan sebuah perubahan," tambahnya.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS telah menolak untuk mengomentari pertanyaan tentang jenis visa mana yang akan memenuhi syarat atau pun waktu peluncuran program percontohan tersebut. Rencana program percontohan ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg Law pada Februari lalu.

Langkah-langkah ini dapat berubah sewaktu-waktu dan belum final sampai resmi diumumkan. Gedung Putih pun menolak untuk berkomentar.

Puluhan ribu visa untuk tenaga terampil

Setiap tahunnya, pemerintah AS telah menyediakan 65.000 visa H-1B untuk perusahaan yang mencari pekerja asing berkeahlian, dengan tambahan 20.000 visa untuk pekerja asing dengan gelar sarjana. Visa ini berlaku selama tiga tahun dan dapat diperpanjang untuk tiga tahun berikutnya.

Perusahaan yang paling banyak menggunakan pekerja H-1B dalam beberapa tahun terakhir, yakni Infosys (INFY.NS) yang berbasis di India, perusahaan layanan konsultansi Tata (TCS.NS), serta Amazon (AMZN.O), Alphabet (GOOGL.O), hingga Meta (META.O), menurut data pemerintah AS.

Dengan adanya kesempatan bagi para pekerja asing sementara tersebut untuk memperbarui visa mereka di AS, akan meringankan beban konsulat di luar negeri untuk melakukan wawancara visa, ujar juru bicara untuk Departemen Luar Negeri AS tersebut.

Program percontohan ini juga akan mencakup para pekerja dengan visa L-1, yang tersedia bagi orang-orang yang pindah ke salah satu posisi di AS, kata salah satu sumber.

Sebuah inisiatif terpisah untuk menyelesaikan penumpukan aplikasi visa di kedutaan-kedutaan besar AS di India, akhirnya juga menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Menurut salah satu sumber lainnya, kemajuan tersebut diharapkan akan menjadi bagian dari diskusi antara delegasi kedua negara di Washington minggu ini.

India telah lama memiliki keprihatinan dengan kesulitan yang dihadapi warganya untuk mendapatkan visa tinggal di AS, termasuk para pekerja industri teknologi. Lebih dari 10 juta lapangan pekerjaan terbuka di AS pada akhir April lalu, menurut Departemen Tenaga Kerja.

kp/ha (AFP, AP, Reuters)