1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kunjungan Penting Putin ke Cina

5 Juni 2012

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Beijing. Cina dan Rusia ingin memperkuat kemitraan strategis. Namun, perbedaan tetap ada.

https://p.dw.com/p/15839
Foto: dapd

Vladimir Putin tiba di Beijing Selasa (5/6) dalam kunjungan pertamanya ke Cina semenjak kembali menjabat sebagai presiden Rusia. Ia mula-mula akan berbicara dengan Presiden Cina Hu Jintao untuk membahas krisis di Suriah dan Iran, perdagangan bilateral dan kerjasama di bidang energi. Kemudian, Putin akan turut serta dalam KTT regional.

Melawan dominasi AS

Rusia dan Cina ingin menujukkan kekuatannya kepada negara-negara barat. Khususnya Amerika Serikat. Kedua negara ini menolak dominasi Amerika di panggung politik dunia.

Russland China Hu Jintao bei Wladimir Putin in Moskau
Presiden Cina Hu Jintao saat berkunjung ke MoskowFoto: AP

Rusia terutama khawatirkan perluasan NATO ke wilayah Timur dan menentang rencana penempatan penangkis rudal di Eropa.

Cina selama bertahun-tahun bersengketa dengan negara-negara tetangga karena masalah Laut Cina Selatan. Dalam beberapa bulan terakhir, sengketa itu meningkat khususnya dengan Filipina. Mereka bahkan saling keluarkan ancaman militer. Pemerintah AS memihak kepada Filipina.

Kompak di Dewan Keamanan PBB

Rusia dan Cina berulang kali menolak seruan dunia internasional untuk menuntut pertanggung jawaban rezim Suriah terkait aksi kekerasan yang terus berlangsung. Keduanya mengatakan, tidak akan mendukung langkah yang bertujuan untuk intervensi asing.

Rusia sejak lama menjadi sekutu dekat rezim Presiden Bashar al Assad, sementara Beijing menentang preseden yang bisa diterapkan pada wilayahnya di Tibet dan Xinjiang yang juga bermasalah.  

Upaya memperkuat SCO

Kamis (7/6), Vladimir Putin akan turut serta dalam KTT organisasi kerjasama Shanghai (SCO) di Beijing. Awal Mei lalu, menteri luar negeri Rusia dan Cina telah mengumumkan keinginan kedua negara untuk memperkuat SCO.

Shanghai- Organisation verstärkt Maßnahmen im Kampf gegen Terrorismus
SCO ingin perkuat kerjasama keamanan dan ekonomiFoto: AP

SCO dibentuk 11 tahun lalu oleh Cina dan Rusia bersama dengan Kazakhstan, Tajikistan, Kirgistan dan Uzbekistan. Sasaran SCO adalah kerjasama negara-negara anggota dalam bidang keamanan politik dan ekonomi. Di bidang inilah para pengamat menilai muncul ketidaksepahaman antara Cina dan Rusia. Seperti masalah harga dalam perdagangan minyak dan gas. Militer Cina juga membeli semakin sedikit senjata dari Rusia.

Kemungkinan perluasan SCO juga bermasalah. India sudah menjadi negara dengan status pengamat di SCO. Namun, negara ini adalah pesaing Cina. Rusia mendukung keanggotaan bagi India, sementara Cina menolaknya.

Christoph Ricking / Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Agus Setiawan