1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kubu Pro-Ahmadinejad Gelar Protes Tandingan

16 Juni 2009

Dikhawatirkan kedua kubu yang bermusuhan akan bertemu dan bentrok di jalanan. Dewan pengawas tertinggi menyatakan akan menghitung ulang sebagian kartu suara.

https://p.dw.com/p/IAdz
Pendukung Moussavi dalam aksi protes Senin (15/6) dengan diwarnai kekerasan yang menewaskan 7 orangFoto: AP

Situasi di Iran dikhawatirkan akan semakin gawat. Senin (15/06) puluhan ribu pendukung kandidat oposisi Mir Hossein Mousavi kembali menggelar aksi protes, walaupun Kementrian Dalam Negeri di Teheran sudah mengumumkan larangan berdemonstrasi. Hari Selasa ini (16/06), para pendukung Mahmud Ahmadinejad yang mengumumkan akan menggelar aksi protes tandingan di tempat yang sama dengan aksi pendukung oposisi kemarin. Sementara pendukung Moussavi juga mengumumkan akan menggelar aksi protes lanjutan pada waktu yang hampir bersamaan. Jika pendukung kedua kubu bertemu, dikhawatirkan akan terjadi tawuran hebat di jalanan. Menimbang kemungkinan itu, pimpinan tokoh oposisi Ayatullah Besar Hossein Ali Montazeri mengimbau generasi muda untuk menggelar aksi protes damai dan menahan diri.

Dalam aksi protes Senin (15/06), sedikitnya tujuh demonstran tewas dan beberapa orang lainnya cedera. Radio di Teheran melaporkan, kelompok demonstran itu sebelumnya menyerang sebuah pos militer, dengan maksud menjarah senjata di tempat itu. Pasukan keamanan mencegah aksi mereka dengan melontarkan tembakan. Setelah insiden berdarah itu, pihak keamanan melakukan rangkaian aksi penangkapan. Sejauh ini dilaporkan sedikitnya 170 demonstran dari kubu pro-reformasi yang mendukung Moussavi telah ditahan. Termasuk diantaranya tokoh pro-reformasi Said Hajarian dan mantan wakil presiden Mohammed Ali Abtahi.

Sejumlah negara Barat sudah melontarkan kritiknya atas aksi kekerasan yang dilancarkan untuk membubarkan demonstrasi. Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang sebelumnya mengulurkan tangan untuk berdialog dengan pimpinan di Teheran, menyatakan sangat kecewa. Hal ini ditegaskan Obama dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi di Washington. Obama mengatakan: “Saya sangat prihatin melihat aksi kekerasan yang ditayangkan televisi. Menurut saya, proses demokrasi, kebebasan berpendapat, serta hak untuk berbeda pendapat, merupakan nilai universal yang harus dihormati.“

Namun Obama tidak mengomentari tuduhan oposisi bahwa dalam pemilu presiden Iran pekan lalu, dilakukan manipulasi. Sementara para menteri luar negeri Uni Eropa bersuara lebih lantang, menuntut agar tuduhan dilakukannya manipulasi pemilu diusut tuntas. Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband mengatakan: “Kami mengamati dampak dari peristiwa terbaru di Iran dengan cemas. Juga terdapat kesangsian menyangkut proses penghitungan suara secara bebas dan adil yang dilontarkan banyak orang di Iran.“

Bersamaan dengan itu, Uni Eropa juga menegaskan akan terus mengupayakan dialog dengan pimpinan di Teheran. Sementara itu, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad tanpa mempedulikan aksi protes massal di negaranya, hari Selasa ini (16/06) melakukan perjalanan resmi ke Rusia. Ahmadinejad akan menghadiri pertemuan puncak kelompok Shanghai di Yekaterinburg, yang juga dihadiri Presiden Cina Hu Jintao. Namun Kremlin menyebutkan, tidak direncanakan pertemuan resmi antara Ahmadinejad dengan Presiden Rusia Dmitri Medvedev.

AS/AR/dpa/afpe/rtrd/afpd