1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT India-UE di Helsinki

11 Oktober 2006

Saat ini UE merupakan mitra dagang terbesar India. Sebaliknya India berada di peringkat 14 sebagai mitra dagang UE.

https://p.dw.com/p/CPBT
Foto: Fotomontage/AP Graphics/DW

Pertemuan antara Uni Eropa dan India hari Jum'at (12/10) besok akan dihadiri PM India Manmohan Singh, PM Finlandia Matti Vanhanen, komisaris perdagangan UE Peter Mandelson dan Pejabat urusan luar negeri UE Javier Solana.

Agenda pertemuan puncak India-UE sudah jelas. UE hendak meluaskan perdagangan dengan India dan berupaya memasuki pasarannya. Tetapi masih ada faktor-faktor yang mempersulit, yaitu tingginya beacukai impor dan penolakan India untuk menetapkan harga pasti bagi produk-produk tertentu. Juga masih banyak perusahaan enggan menanam modal di India. Sebab, peranan pemerintah dalam dunia ekonomi India sering menghambat pengambilan keputusan dalam waktu singkat.

India terutama berminat pada teknologi penting seperti bidang teknologi informatika dan telekomunikasi, serta bioteknologi. India pun mengupayakan kerjasama di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Tetapi untuk meningkatkan kerjasama bilateral, kedua pihak mula-mula harus menciptakan prasyaratnya, demikian dikemukakan Manmohan Aggarwal, pakar ekonomi Universitas Jawaharlal Nehru di New Delhi.

Sekarang ini India diminati dimana-mana. Bukan hanya karena merupakan kekuatan ekonomi yang sedang bangkit, melainkan karena memiliki pula rasa percaya diri yang besar di bidang politik. India merupakan mitra yang dapat dipercaya dan menjadi jaminan stabilitas bagi kawasan Asia Selatan. Bulan Maret lalu presiden AS George W. Bush secara de facto mengakui India sebagai negara atom. Bersama dengan Jerman, Brasil dan Jepang, India menginginkan keanggotaan tetap dalam Dewan Keamanan PBB. Keinginan ini sejalan dengan semakin besarnya pengaruh India di dunia. Demikian menurut Christian Wagner dari Yayasan Ilmu Pengetahuan dan Politik di Berlin.

Untuk waktu lama UE memusatkan perhatian pada Cina, saingan bebuyutan India. KTT UE-Cina tahun ini diselenggarakan untuk ke-9 kalinya. Hanya saja, walau pun kedua negara besar Asia itu mirip, tetapi menurut Christian Wagner ada perbedaan yang mencolok, seperti penyebaran bahasa dan sistem hukum yang lebih baik dari Cina. Selain itu dibandingkan dengan Cina, India lebih unggul di bidang pelayanan jasa intelektual, sementarta Cina unggul di bidang pengerjaan pabrik. Wagner menambahkan, bahwa masalah yang dihadapi India adalah pada bidang infrastruktur.

Bagi UE Cina memiliki keunggulan dibandingkan dengan India, karena memulai terlebih dulu politik liberalisasi dan keterbukaannya. Tetapi di segi politik India lebih dekat dengan Eropa dibandingkan Cina. Di India demokrasi punya akar kuat, dan terdapat kesepakatan di bidang HAM. Tetapi politik luar negeri India menimbulkan iritasi di Eropa. Memang India berada di pihak AS dan menentang Iran dalam Badan Energi Atom Internasional, termasuk memainkan peranan kunci dalam memulihkan demokrasi di Nepal. Tetapi politik luar negerinya ditentukan pula oleh perekonomian yang pragmatis. Misalnya, India menjalin perjanjian ekonomi dengan negara-negara yang tidak disukai, seperti Sudan dan Myanmar.