1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Iklim Masuki Fase Menentukan

Sari Katiman11 Desember 2008

Waktunya sudah sangat mendesak, untuk menyepakati landasan baru perlindungan iklim sebagai penerus Protokol Kyoto yang akan berakhir tahun 2012.

https://p.dw.com/p/GDqa
Para pemrotes di sela-sela KTT iklim dunia di Poznan Polandia menuntut kesepakatan nyata bagi perlindungan iklim.Foto: Henrik Böhme


Konferensi Tingkat Tinggi Iklim Dunia di Poznan Polandia serta pertemuan puncak Uni Eropa di Brussel membahas paket iklim Eropa, menjadi tema komentar di sejumlah harian internasional.

Harian Polandia Rzezpospolita yang terbit di Warsawa berkomentar:

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menilai pertemuannya dengan Kanselir Jerman Angela Merkel sebagai kurang sukses. Pertemuannya menyangkut paket iklim dan energi. Lebih jelasnya lagi mengenai uang untuk negara-negara sedang berkembang di Uni Eropa, yang ekonominya belum stabil, untuk penyelarasan programnya bagi paket perlindungan iklim. Negara-negara kaya di Uni Eropa diwajibkan membayarnya. Polandia menuntut anggaran dua kali lipat, tetapi Jerman tidak mempedulikannya. Sebenarnya pertemuan ini juga menyangkut kontribusi pendapatan pajak Jerman yang harus dibayarkan tahun 2013. Sistem yang masih dipersoalkan itu dinamakan pasal solidaritas. Kurangnya kompromi dan solidaritas menunjukan pendeknya wawasan ke depan. Masuknya Polandia, Rusia dan Bulgaria ke Uni Eropa seharusnya tidak dianggap sebagai masalah bagi Uni Eropa. Maliankan harus dianggap sebagai kesempatan untuk melawan perang kilat ekonomi dengan India atau Cina. Tidak hanya Polandia tetapi seluruh Uni Eropa memerlukan solidaritas.


Harian Perancis La Croix yang terbit di Paris berkomentar:

Masih diperlukan cukup banyak waktu, hingga jumlah uang yang ditanamkan untuk perlindungan iklim dapat berdampak pada ekonomi real. Tetapi gerakannya sudah dimulai. Tantangan perlindungan iklim ini berkaitan dengan kebersamaan sosial yang merupakan persyaratan untuk pertumbuhan yang seimbang. Tentu saja terdapat prioritas individual. Tetapi juga terdapat prioritas ekonomi dan politik. Perusahaan yang inovatif sudah mengerti untuk memperhatikan keperluan tersebut. Para politisi juga sudah menerima tema ini. Tema tersebut dipastikan akan dibahas dalam konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Poznan dan pada konferensi puncak iklim Uni Eropa di Brussel, yang juga membahas pemulihan kembali pertumbuhan. Yang diperlukan sekarang adalah langkah maju yang nyata.


Harian Italia La Repubblica yang terbit di Roma berkomentar:

Italia memang juara dunia sepak bola. Tetapi dalam persoalan perlindungan iklim nilainya amat buruk. Kelihatannya krisis ekonomi berat di negeri ini, belum cukup untuk dapat memicu penyusunan sebuah model kemajuan ekonomi dan sosial yang menyinggung masalah perusakan sumber daya yang tersedia dan distribusinya yang tidak adil. Tetapi sebetulnya secara sejarah dan budaya Italia memiliki syarat-syarat yang diperlukan untuk memulai program pencerahan ekologinya. Sayangnya kesejahteraan umum tidak menjadi prioritas program dari pemerintahan Italia.


Dan terakhir harian Jerman Thüringer Allgemeine yang terbit di Erfurt berkomentar:

Reformasi ekologi di bawah bayangan resesi terancam tercabik diantara kepentingan nasional masing-masing. Bodohnya, program perlindungan iklim tidak dapat diibaratkan sebagai pesta cuaca bagus. Jika Bumi lebih panas dua derajat saja, iklim global akan goyah dan sulit dipulihkan kembali. Dalam konferensi puncak Uni Eropa para kepala negara dan kepala pemerintahan harus berlatih akrobat. Di satu sisi tetap berpegang pada paket iklim yang ambisius, sambil di sisi lainnya menjaga dalam masa krisis ekonomi, jangan sampai industri mereka dibebani syarat-syarat yang lebih berat. Apakah hal ini dapat berfungsi, memang amat diragukan.