1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Iklim di Lima Berjuang Sepakati Target

12 Desember 2014

Delegasi KTT Iklim di Lima berusaha menyepakati kerangka bagi kesepakatan iklim yang akan disahkan di Paris 2015. Tema utama sengketa tetap seputar kriteria target perlindungan iklim.

https://p.dw.com/p/1E35X
Symbolbild Klimaschutz Wetterveränderung
Foto: picture-alliance/dpa

KTT Iklim di ibukota Peru, Lima yang dimulai 1 Desember hingga hari terakhir Jumat (12/12) berjalan amat lambat dan diwarnai debat alot. Delegasi dari 195 negara yang ikut serta, terus berkutat pada kriteria dan tuntutan target perlindungan iklim dengan mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca lainnya.

Target menahan tingkat pemanasan global pada suhu rata-rata 2 derajat Celsius serta dunia bebas emisi pada 2100, dinilai sebagai sasaran ambisius yang sulit tercapai. Di sisi lainnya, negara-negara maju terus menekan negara berkembang, terutama Cina dan India untuk memberikan kontribusi pengurangan emisi lebih besar lagi.

Sekjen PBB Ban Ki Moon mengimbau para menteri dan delegasi tingkat tinggi lainnya yang hadir dalam KTT Iklim di Lima, untuk mulai melakukan negosiasi yang serius dan riil. "Kita sudah berdebat selama dua dekade, sekarang tidak ada waktu lagi untuk gagal", tegas sekjen PBB itu. Ditambahkannya, cetak biru untuk kesepakatan perlindungan iklim 2015 dalam KTT di Paris harus disepakati semua pihak pada KTT di Lima.

Saling tuding

Dalam KTT itu, menteri luar negeri Amerika Serikat, John Kerry menuntut negara-negara berkembang untuk memenuhi kewajibannya dalam perlindungan iklim serta tindakan mencegah berlanjutnya pemanasan global. "Kita harus ingat, separuh dari emisi global diproduksi di negara berkembang", ujar dia. Tapi Kerry tidak menyinggung negaranya yang tergolong pendosa terbesar dalam tema perubahan iklim.

Infografik Klimaschutz-Index 2015 Englisch
Indeks perlindungan iklim sedunia.

Sementara perwakilan negara-negara berkembang, menunding negara industri maju hendak menghambat kemajuan ekonomi mereka, dengan menetapkan target yang memberatkan. "Barat seharusnya menanggung beban terbesar dari target pengurangan emisi karbon, menimbang merekalah yang beberapa dekade lebih lama merusak iklim, untuk meraih kemakmuran", ujar delegasi negara berkembang.

Selain itu, negara berkembang juga menuntut industri di negara maju, tidak hanya mengurangi emisi karbon, melainkan juga memberikan bantuan keuangan untuk menolong negara berkembang melaksanakan program perlindungan iklimnya.

Inti dari kesepakatan perlindungan iklim yang rencananya akan disahkan dalam KTT Iklim di Paris 2015, menggariskan target, laju pemanasan global ditahan pada rata-rata dua derajat Celsius serta pengurangan emisi karbon dioksida cukup ambisius. Eropa sudah mencanangkan hingga 2030 mengurangi emisi CO2 sebesar 40 persen dibanding level emisi tahun 1990. Sementara AS dan Cina, menyepakati pengurangan emisi hingga 25 persen.

as/vlz (ap,rtr,dpa,afp)