1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kritik PBB Terhadap Penggunaan Bom Curah

2 September 2006

Orang-orang di Libanon Selatan langsung kabur dengan panik bila mendengar gemuruh suaranya.

https://p.dw.com/p/CPCH
Libanon Selatan yang dihujani bom curah
Libanon Selatan yang dihujani bom curahFoto: AP

Bisa jadi suara itu sebenarnya berasal dari tugas penjinakan bom yang tidak meledak. Tapi bisa juga berasal dari bom curah yang dipungut oleh anak-anak, karena penampilannya nya seperti sebutir bola atau kaleng minuman soda yang kemudian meledak.

Bom curah- begitulan nama sang pembawa maut di Libanon setelah perang berhenti. Benda mematikan ini ditembakkan oleh angkatan udara Israel sampai tanggal 14 Agustus lalu. 13 orang, termasuk anak anak menjadi korban tewas selama gencatan senjata. Sekitar 50 orang terluka.

Pada kunjungan singkat di Jordania Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan mengeritik tajam serangan tersebut. Ia mengecam Israel atas pengerahan bom curah dan menuntut agar senjata jenis itu tidak ditembakkan pada kawasan berpenduduk padat dan harus segera dijinakkan.

Bom curah merupakan senjata yang amat keji. Bom ini terdiri dari peledak-peledak berukuran kecil. Setelah dijatuhkan dari udara, bom-bom kecil ini akan menyebar hingga radius beberapa kilometer. Menurut para ahli, sekitar 30 persen bom bom kecil tersebut tidak langsung meledak.

Kepala petugas bantuan PBB Jan Egeland mengomentari penggunaan bom curah tersebut di Libanon:

Egeland: “Ini betul betul mengejutkan dan apa yang menurut saya amat tidak bermoral adalah kenyataan bahwa 90 persen bom curah ini diluncurkan pada 3 hari terakhir sebelum perang berakhir. Saat itu semua mengetahui resolusi PBB dan gencatan senjata akan dilakukan“

Egeland juga menuturkan bahwa kini hingga kini Perserikatan Bangsa Bangsa berhasil mengindentifikasi 359 lokasi sasaran bom curah dengan temuan 100.000 bom yang masih aktif. Setiap hari, penduduk Libanon beresiko tewas, cacat atau terluka bila tak sengaja menginjak bom curah yang tersembunyi.

Israel menganggap penggunaan bom curah itu berdasarkan hukum internasional dan legal. Sementara kelompok pembela hak asasi manusia berjuang untuk menetapkan pelarangan bom curah tersebut secara umum. Alasannya penggunaan senjata ini terhadap sasaran militer, dalam jangka panjang juga mengancam keselamatan penduduk sipil. Kofi Annan di Jordania meminta Israel untuk memberikan peta lokasi pemboman demi melindungi rakyat sipil sebaik mungkin