1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis Ukraina Hambat Ekonomi Global

11 Juni 2014

Menurut penilaian Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi global akan melambat karena krisis di Ukraina. Musim dingin hebat di Amerika Serikat juga menghambat pertumbuhan ekonomi.

https://p.dw.com/p/1CGLX
Foto: picture-alliance/dpa

Menurut para ahli Bank Dunia, krisis di Ukraina akan punya dampak lebih besar pada perkembangan ekonomi dunia dari yang diperkirakan sebelumnya. Eskalasi situasi di negara itu bisa merusak kepercayaan pelaku ekonomi, yang kemudian membatalkan investasi secara umum dan bersikap menunggu.

Bank Dunia hari Selasa (10/06) merilis prediksi perkembangan ekonomi 2014 itu di Washington. Selain krisis Ukraina, musim dingin hebat yang melanda Amerika Serikat awal tahun ini juga meredam pertumbuhan ekonomi. Bank Dunia mengoreksi prediksi pertumbuhan ekonomi 2014 dari 3,2 persen menjadi 2,8 persen.

Menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang juga menunjukkan perlambatan. Untuk ketiga kalinya berturut-turut, pertumbuhan ekonomi di kawasan itu tahun 2014 akan berada di bawah 5 persen.

Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim mengatakan, angka pertumbuhan ini terlalu kecil untuk bisa menampung angkatan kerja baru yang memasuki pasar. Akibatnya, sulit untuk mengangkat kesejahteraan 40 persen warga paling miskin di dunia. Ia menambahkan, angka pertumbuhan ekonomi yang paling mengecewakan terlihat di Afrika bagian selatan, India dan Timur Tengah.

Perundingan gas dilanjutkan

Eropa masih menunggu hasil perundingan dalam sengketa gas antara Ukraina dan Rusia. Sengketa ini jika berlarut-larut bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi di seluruh Eropa. Perusahaan gas Rusia Gazprom memberi batas waktu kepada Ukraina sampai hari Senin depan untuk melunasi utang-utangnya. Jika tidak, Rusia mengancam akan menghentikan pemasokan gas dan hanya akan menyalurkan gas jika ada pembayaran dimuka.

Ukraina adalah negara transit terpenting untuk pemasokan gas dari Rusia ke Eropa. Banyak kalangan khawatir, sengketa ini akan mengganggu pemasokan gas ke seluruh kawasan Uni Eropa. Terutama Jerman sangat tergantung pada pasokan gas dari Rusia.

Kanselir Jerman Angela Merkel hari Selasa melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang sengketa gas itu. Bagian Penerangan di Kremlin menerangkan, Putin memberitahu Merkel masih ada beberapa "kesulitan". Tapi Putin berharap bisa segera ditemukan kompromi yang memuaskan kedua pihak.

Ukraina dan Rusia melakukan perundingan di Brussel di bawah penengahan Uni Eropa. Kalangan diplomat memperkirakan, perundingan itu bisa berlangsung sampai beberapa hari. Pembicaraan pertama hari Senin gagal mencapai kesepakatan dan akan dilanjutkan hari Rabu di bawah pimpinan Komisaris Energi Eropa, Günther Oettinger.

hp/ab (dpa, rtr)