1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Dukung Qatar, AS Usulkan Dialog

26 Juni 2017

Presiden Iran Hassan Rouhani menyuarakan dukungan untuk Qatar dalam konflik diplomatik dengan Arab Saudi dan sekutunya. Amerika Serikat minta Arab Saudi berdialog dengan Qatar.

https://p.dw.com/p/2fNLS
Iran Präsident Hassan Rohani
Foto: Getty Images/AFP/A. Kenare

Presiden Iran Hassan Rouhani hari Minggu (25/6) menyatakan dukungan untuk Qatar dalam sengketa diplomatik dengan Arab Saudi dan sekutunya. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantor berita pemerintah Iran, IRNA, Rouhani mengatakan "pengepungan Qatar tidak dapat diterima".

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada 5 Juni lalu dan menuduh negara itu mendukung militan Islam. Qatar membantah tuduhan itu.

Minggu yang lalu, Arab Saudi dan sekutunya mengeluarkan 13 butir tuntutan, termasuk menutup televisi Al Jazeera, membatasi hubungan dengan Iran, menutup pangkalan militer yang digunakan Turki dan membayar reparasi.

"Teheran berdiri dengan negara dan pemerintah Qatar. Kami percaya bahwa jika ada konflik antara negara-negara di kawasan, maka tekanan, ancaman atau sanksi bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan perbedaan," kata Rouhani saat berbicara lewat telepon dengan pimpinan Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani.

Grenze Katar / Saudi-Arabien
Perbatasan darat Abu Samrah antara Arab Saudi dan Katar yang ditutup sejak awal Juni 2017.Foto: Getty Images/AFP/K. Jaafar

" Wilayah udara, darat dan lautan negara kita akan selalu terbuka ke Qatar sebagai negara persaudaraan dan persaudaraan," kata Rouhani.

Pemerintah Qatar menyatakan, mereka sedang meninjau daftar tuntutan, namun tuntutan itu itu tidak masuk akal atau dapat dilakukan.

Amerika Serikat menyatakan, tuntutan yang diajukan terhadap Qatar "akan sangat sulit untuk dipenuhi."

Menlu AS Rex Tillerson menambahkan dalam sebuah pernyataan hari Minggu, daftar tuntutan dari Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab mencakup hal-hal utama yang "bisa menjadi dasar untuk dialog berkelanjutan yang mengarah pada sebuah resolusi."

Dia meminta negara-negara Arab untuk "duduk bersama" dengan Qatar dan menyusun tuntutan yang "masuk akal dan dapat ditindaklanjuti".

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak permintaan negara-negara Arab agar pasukan Turki menyingkir dari Qatar.

Berbicara setelah salat Idul Fitri di Istanbul, Erdogan menyatakan bahwa tuntutan agar pasukan Turki ditarik dari Qatar adalah tuntututan "tidak hormat". Dia mengatakan negaranya tidak akan meminta izin dari orang lain, saat membuat perjanjian kerja sama pertahanan dengan suatu negara.

Erdogan selanjutnya mengatakan, Turki akan terus mendukung Qatar melawan banyak sanksi yang dihadapinya sejak beberapa negara Arab awal bulan ini mengisolasi Qatar dengan tuduhan mendukung ISIS dan terorisme.

Turki kini mengirim pemasok dan makanan untuk militernya di Qatar dengan pesawat kargo, setelah Arab Saudi menutup rute udara, darat dan laut untuk lalu lintas sipil.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain mengajukan daftar tuntutan 13 butir, yang mencakup tuntutan untuk menutup jaringan media Al-Jazeera dan memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok Islam radikal, termasuk Ikhwanul Muslimin.

hp/yf (rtr, afp, ap)