1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikUkraina

Kremlin: Putin Lakukan Kunjungan Mendadak di Timur Ukraina

18 April 2023

Presiden Vladimir Putin dikabarkan mengunjungi serdadu Rusia di timur Ukraina, Senin (17/4). Lawatan tersebut merupakan yang kedua sejak Rusia melancarkan serangan musim dingin pada November silam.

https://p.dw.com/p/4QFJe
Vladimir Putin di Kherson
Vladimir Putin di Kherson, Senin (17/4)Foto: Kremlin.ru via REUTERS

Lawatan Presiden Vladimir Putin dilakukan pada Senin (17/4) kemarin dan mengagendakan pertemuan dengan sejumlah komandan militer di Kherson dan kunjungan ke markas Garda Nasional di Luhansk, klaim pemerintah Rusia.

"Penting bagi saya untuk mendengar langsung laporan kalian soal situasi di lapangan, untuk mendengar dan bertukar informasi,” kata dia, sembari dikelilingi komandan senior militer, seperti tampak dalam video yang dirilis pada Selasa (18/4).

Menurut Kremlin, Putin ikut merayakan Hari Paskah bersama para serdadu, yang dalam tradisi Kristen Ortodoks jatuh pada Minggu (16/4). 

Sehari setelah lawatan tersebut, pemerintah Ukraina melaporkan militer Rusia membombardir kawasan alun-alun dan pasar utama di pusat Kota Kherson dan melukai enam orang.

Kunjungan Putin mendapat respons pedas dari pemerintah di Kyiv. Mykhailo Podolyak, penasehat kepresidenan Ukraina, mengatakan lawatan tersebut sebagai "sebuah wisata spesial bagi dalang pembantaian massal, untuk menikmati hasil kejahatan para minion-nya untuk terakhir kali.”

Fron mengeras di Bakhmut

Sementara itu, pertempuran hebat dilaporkan berkecamuk di medan tempur Donbas. 

"Ada indikasi bahwa Rusia telah mengurangi jumlah pasukan dan intensitas serangan di sekitar Kota Donesk, kemungkinan besar untuk dialihkan ke Bakhmut,” tulis Dinas Intelijen Inggris via Twitter, Selasa (18/4).

Pernyataan itu dibubuhi kabar, bahwa militer Rusia dan pasukan bayaran Grup Wagner terus mencatatkan "kemajuan lambat” di Bakhmut. "Fron pertempuran di pusat kota melintang di sepanjang rel kereta.”

Komandan infanteri Ukraina, Oleksandr Syrskyi, menegaskan pihaknya tidak menyerah dan akan merebut Bakhmut "dengan harga apapun.” Kyiv sedang menyiapkan serangan musim semi dengan bantuan alutsista kiriman Barat.

Kyrylo Budanov, direktur Dinas Rahasia Ukraina, meyakini kekuatan tempur Rusia sudah sedemikian tipis, "mereka tidak lagi punya potensi yang cukup untuk sebuah operasi serangan strategis.”

Meski demikian, militer Rusia dikabarkan meningkatkan intensitas serangan untuk merebut Bakhmut. "Saat ini pihak musuh menambah jumlah serangan artileri berat dan serangan udara. Mereka mengubah kota menjadi puing-puing,” kata Syrskyi.

Oleh Rusia, Bakhmut diyakini bisa menjadi batu loncatan untuk memperluas wilayah pendudukan di kawasan Donesk. Kota tersebut dilewati jalur utama menuju dua kota lain, yakni Kramatorsk dan Sloviansk.

Kyiv awalnya menegaskan Bakhmut tidak memiliki nilai strategis yang tinggi, namun bersikeras menguras kekuatan tempur Rusia di kota tersebut. Ukraina juga membantah klaim Grup Wagner telah menguasai 80 persen wilayah kota.

rzn/hp (ap,rtr)