1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korea Utara Jadi Tema Kunjungan Jepang di Korea Selatan

9 Oktober 2009

PM Jepang Hatoyama berkunjung ke Korea Selatan. Dalam pembicaraan kedua negara sepakat, Selama pemerintah di Pyongyang tidak menunjukkan perubahan sikap dalam sengketa atomnya, jangan ada kerja sama ekonomi.

https://p.dw.com/p/K2us
PM Jepang Yukio Hatoyama
PM Jepang Yukio HatoyamaFoto: AP

Korea Selatan dan Jepang sepakat untuk mengakhiri pola konsesi nuklir Korea utara dengan berupaya menyelesaikan sengketa nuklir dalam satu langkah besar. Kedua negara menginginkan paket perjanjian yang akan melucuti program nuklir Korea Utara dalam satu langkah, demikian dikatakan Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak usai pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama di Seoul.

"Kami menyepakati diperlukannya solusi mendasar dan menyeluruh dalam masalah nuklir Korea Utara, yang tidak mengarah pada taktik negosiasi di masa lalu. Kami juga sepakat untuk bekerja sama lebih erat untuk menyelesaikan masalah ini dalam satu langkah," ujar Lee pada saat jumpa pers.

Korea Selatan dan Jepang terlibat dalam pembicaraan enam negara mengenai penghentian program senjata nuklir Korea Utara. Amerika Serikat, Cina, Rusia, dan Korea Utara juga berpartisipasi dalam perundingan yang menemui jalan buntu sejak tahun lalu.

Lee mengusulkan solusi satu langkah itu bulan lalu, sebagai cara mengakhiri taktik keras kepala Korea Utara yang biasanya diterapkan di setiap langkah perlucutan nuklir dan selalu mencari cara untuk mendapatkan insentif di setiap langkahnya.

Hatoyama menyebut usulan Lee sebagai "penawaran besar" dan "sangat tepat". Ia juga menambahkan, harus ada "solusi lengkap dan menyeluruh" bukan hanya untuk program senjata nuklir Korea Utara, tapi juga program peluru kendali balistiknya. Peluru kendali yang dikembangkan Korea Utara dikhawatirkan dapat mencapai wilayah Jepang dan Korea Selatan.

Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak
Presiden Korea Selatan Lee Myung-bakFoto: picture alliance / landov

"Kecuali jika Korea Utara menunjukkan kesediaan untuk menyerah, kita tidak boleh menyediakan bantuan ekonomi," demikian dikatakan Hatoyama.

Lee mengusulkan "penawaran besar"-nya September lalu, dengan menawarkan bantuan ekonomi dan garansi keamanan jika Korea Utara setuju untuk melucuti senjata nuklirnya dalam satu langkah. Amerika Serikat juga mengusulkan paket bantuan serupa untuk Korea Utara.

Senin lalu (05/10) di Pyongyang, pemimpin Korea Utara Kim Jong Il mengatakan pada PM Cina Wen Jiabao bahwa negaranya bersedia untuk kembali melakukan perundingan enam negara jika terdapat kemajuan dalam perundingan bilateral antara AS dan Korea Utara.

Sabtu besok (10/10), Presiden Korea Selatan Lee Myung-Bak dan Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama akan menggelar pertemuan puncak trilateral dengan PM Wen Jiabao di Beijing. Tema utamanya antara lain bagaimana langkah selanjutnya dalam penyelesaian sengketa atom dengan pemerintah di Pyongyang.

Perundingan enam negara selama ini menghasilkan sejumlah kesepakatan di mana Pyongyang berjanji untuk menghentikan program nuklirnya dalam beberapa tahap dengan imbalan bantuan ekonomi dan konsesi diplomatik. Meski begitu, Korea Utara menarik diri dari perundingan April lalu dan mengoperasikan kembali instalasi nuklirnya yang sebelumnya dinonaktifkan, sebagai bagian janji dalam perundingan enam negara.


LS/AS/dpa/afp