1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korban Tewas Bertambah Akibat 3 Desa Tertimbun Tanah Longsor

3 Oktober 2009

Sekitar 400 warga Dusun Pulau Aia, Pariaman, tertimbun tanah longsor akibat gempa. Korban selamat di Hotel Ambacang kirimkan SMS.

https://p.dw.com/p/JxFn
Warga terpaku di depan reruntuhan rumahnya yang hancur akibat gempa di Padang.
Warga terpaku di depan reruntuhan rumahnya yang hancur akibat gempa di Padang.Foto: AP

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Sumatra Barat diperkirakan meningkat hingga lebih dari 1300. Ini disebabkan adanya tiga desa di kaki bukit di Padang Pariaman amblas hingga puluhan meter, tertimbun tanah longsor. Ketiga desa tersebut adalah Pulau Aia, Cumanak, dan Lubuk Laweh, yang terletak di Kecamatan Tandikek, Kabupaten Padang Pariaman.

Sekitar 400 orang di Dusun Pulau Aia yang tengah menghadiri pesta pernikahan terkubur hidup-hidup ketika gempa berkekuatan 7,6 skala Richter, Rabu (30/09), mengguncang dusun mereka. Tim evakuasi yang menyisir Dusun Pulau Aia berhasil menemukan 26 mayat. Namun pencarian korban dihentikan karena penggalian dikhawatirkan justru akan menimbulkan penyakit. Sementara, jumlah korban tewas di Dusun Cumanak dan Lubuk Laweh adalah 69 dan 132 orang.

Para penduduk desa menggunakan cara manual dalam upaya menemukan korban yang tertimbun. Bupati Padang Pariaman, Muslim Kasim, kepada Reuters mengatakan, peralatan berat sudah mencapai sejumlah kawasan, namun para korban selamat memerlukan tenda dan selimut.

Sabtu (02/10), menurut keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, seperti yang dikutip dari Reuters, terdapat 809 korban tewas di kota Padang akibat gempa. Sebelum terdapat laporan mengenai tiga desa tertimbun tanah longsor, 3000 orang dinyatakan hilang, 2400 orang harus dirawat di rumah sakit dan puluhan ribu warga kehilangan tempat tinggalnya. Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari, seperti yang dikutip dari situs berita detik.com, jumlah korban tewas dipastikan meningkat namun jumlahnya tidak akan melebihi 4000 orang.

Sejumlah warga menggunakan peralatan manual dalam mencari korban selamat di sebuah rumah sakit lokal di Padang.
Sejumlah warga menggunakan peralatan manual dalam mencari korban selamat di sebuah rumah sakit lokal di Padang.Foto: AP

Menurut estimasi PBB, lebih dari 1,1 juta warga tinggal di wilayah yang terkena dampak gempa. Menurut keterangan pemerintah, lebih dari 30000 rumah, sekolah, mesjid, rumah sakit, dan gedung pemerintahan rata dengan tanah atau rusak berat. 17 persen dari jumlah keseluruhan adalah infrastruktur lokal.

Di Padang, para petugas penyelamat terus berpacu dengan waktu mencari korban selamat yang masih tertimbun reruntuhan bangunan. Seorang korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan gedung hotel Ambacang, salah satu peserta pertemuan asuransi Prudential, berhasil mengirimkan pesan singkat SMS bahwa dirinya dan delapan orang lainnya selamat. Namun para petugas penyelamat, termasuk tim dari Swis dan anjing pelacak dari Jepang belum berhasil menemukan lokasi para korban selamat tersebut. Hingga Sabtu malam (02/10), mereka menemukan empat jenazah.

Sementara itu, bantuan internasional terus mengalir. Pesawat kargo C-130 dari Amerika Serikat, Rusia dan Australia tiba di Padang. Para petugas penyelamat (SAR) dari Jepang, Swis, Korea Selatan dan Malaysia sudah berada di lokasi bencana. Dana sumbangan bernilai puluhan juta dolar dari puluhan negara mengalir, menambah 400 juta dolar dana sumbangan yang sudah diterima pemerintah RI. Pemerintah menyatakan, dana sumbangan tersebut akan digunakan untuk memenuhi keperluan korban selamat dan pemulihan infrastruktur hingga dua bulan mendatang.

PBB mengatakan, persediaan BBM untuk empat hari ke depan masih tercukupi. Namun akibat hancurnya jalanan menuju depot besar BBM, harga BBM melambung hingga enam kali lipat.

LS/RN/rtr/ap