1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Korban Jiwa Terakhir Tembok Berlin

9 November 2014

Tanggal 5 Februari 1989, seorang warga Berlin Timur mencoba lari ke barat dengan menyeberangi tembok. Ia tewas, korban jiwa terakhir tembok Berlin yang diruntuhkan bulan November, tahun itu juga.

https://p.dw.com/p/GnhG
Foto: Johannes Eisele/AFP/Getty Images

Sebuah kekeliruan fatal menyesatkan Chris Gueffroy untuk mencoba lari ke barat, Februari 1989. Seorang tentara yang berkawan dengannya mengatakan, perintah tembak di tempat bagi para penyeberang tembok dicabut.

Chris yang berusia 20 tahun, merasa terkungkung di Republik Demokrasi Jerman Timur, DDR. Dan ketika terancam wajib militer, ia dan seorang temannya memutuskan untuk menyeberangi tembok.

Tanggal 5 Februari 1989, malam hari, keduanya bersembunyi di sebuah taman kecil, persis di perbatasan antara Berlin Barat dan Timur. Tanpa alat bantu, mereka mencoba memanjat tembok dan berbunyilah sirene tanda bahaya.

Saksi mata menuturkan, mereka mendengar sedikitnya 10 kali tembakan dan melihat seorang pria diangkut dengan kendaraan.

Chris Gueffroy tewas di tempat dalam hitungan menit, sementara temannya luka parah dan dibawa ke penjara. Jajaran kepemimpinan di Jerman Timur mencoba menutup-nutupi kematian Gueffroy.

Dalam surat kepada pemimpin tertinggi DDR, Erich Honnecker, Menteri Keamanan Negara, yang lebih dikenal dengan Stasi, Erich Mielke, kemudian menerangkan bahwa ia mengambil tindakan untuk mencegah kerugian bagi DDR. Termasuk membatasi laporan pada keluarga korban.

Dua hari setelah penembakan barulah keluarga Gueffroy mendapat pemberitahuan bahwa putra mereka telah tiada. Ia tewas ketika menyerang barikade militer, demikian keterangan singkat yang diberikan pihak Stasi.

Tetapi, keluarga Gueffroy tinggal dekat tembok dan juga mendengar bunyi tembakan di malam yang naas itu. Dua minggu kemudian pihak keluarga memasang iklan duka cita di koran "Berliner Zeitung“. Kata yang dipilih adalah kecelakaan, sesuai aturan bahasa yang ditetapkan. Upacara pemakaman dihadiri banyak wartawan Barat.

Malamnya, penyiar stasiun radio Berlin Barat RIAS memberitakan, "Rumusan tidak jelas tentang tragisnya cara Chris menutup mata untuk selamanya, diulang berkali-kali dalam sambutan yang disampaikan para pembicara profesional, siang ini. Lebih banyak tentang sebab resmi kematian, tidak terdengar. Para agen Stasi menyebar di pemakaman. Beberapa warga sipil bahkan hadir dalam upacara perabuan di aula pemakaman.“

Chris Gueffroy adalah korban jiwa terakhir Tembok Berlin. Sembilan bulan kemudian Tembok Berlin runtuh.

Pada awal tahun 90-an, tentara yang menembak Chris Gueffroy, divonis 3,5 tahun penjara. Lalu, tahun 1997, politbiro DDR harus mempertanggungjawabkan perintah tembak di tempat bagi mereka yang menyeberangi tembok. Pengganti Honecker, Egon Krenz dihukum 6,5 tahun penjara.

Karin, ibu Chris Gueffroys mencermati seluruh proses pengadilan. Ia mengatakan, "Jangan bilang kepuasan, kami tidak merasa demikian. Tapi ini adalah hal yang senantiasa kami impikan, yaitu keadilan, yang selama ini tidak kami peroleh.“

Lokasi, di mana Chris Gueffroy mencoba memanjat tembok, kini dilewati para pejalan kaki dan pengendara sepeda. Sementara potongan temboknya dipindahkan ke sebuah taman, sebagai tugu peringatan untuk mengenang anak muda terakhir yang ditembak di Tembok Berlin.

Senat kota Berlin menetapkan pendirian tugu itu Juni 2003, pada ulangtahun Chris yang ke 35.